Mohon tunggu...
Elisabeth Trinitas
Elisabeth Trinitas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saat ini saya sedang menempuh Semester 6 di masa kuliahnya dengan mengambil jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta. Sedari kecil, saya sangat gemar membaca. Seiring dengan berjalanannya waktu, saya sangat ingin menjadi penulis karena ia terinspirasi dengan beberapa penulis terkenal seperti Sapardi Djoko Damono, Seno Gumira Ajidarma, Danarto, Joko Pinurbo, dan Eko Triono. Saya sangat menyukai K-POP. Salah satu boyband korea yang sangat ia gemari adalah NCT. Bias saya di grup tersebut adalah Mark dan Haechan. Saat ini saya telah memiliki dua karya di akun Joylada yang terinspirasi dari boyband NCT tersebut. Untuk berakrab diri dengan saya, maka silahkan menuju ke: Instagram: @aerielshcs, Email: @elisabethtrinitas048@gmail.com, dan X: @aerielshcs.

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar

Respon Cepat Uskup Semarang Mendirikan Rumah Adiyuswa

13 Juni 2024   16:15 Diperbarui: 13 Juni 2024   19:59 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keuskupan Agung Semarang terbagi dalam 4 kevikepan dan memiliki 98 paroki. Oleh sebab itu, Keuskupan Agung Semarang memiliki banyak pastor yang tersebar di berbagai kota. Rumah Kasepuhan yang sudah ada mayoritas ditujukan bagi Suster, dan sebagian besar pastor lansia Keuskupan Agung Semarang sementara ini tinggal di Semarang, Domus Pacis Pringwulung, dan sisanya tinggal di gereja-gereja maupun rumah lansia umum. Beberapa Ordo telah memikirkan masa tua yang layak baik itu bagi para imam maupun suster yang sudah memasuki usia senja. Demikian pula Keuskupan Agung Semarang (KAS) telah menyediakan rumah lansia untuk Pastor Praja (PR) yang bernama Domus Pacis Pringwulung yang beralamat di Gang Lada No 5, Puren, Pringwulung, Sleman, D.I Yogyakarta, dan akan dipindahkan ke rumah baru Kompleks Seminari Tinggi Santo Paulus Kentungan yang beralamat di Jalan Kaliurang Km 7, Kayen, Sleman, D.I Yogyakarta. Rencananya rumah baru tersebut akan bernama Domus Pacis Santo Petrus Kentungan.

Pada hari Rabu, (05/06/2024) Pastor Florentinus Hartanto, Pr. di Domus Pacis Pringwulung berkenan untuk diwawancarai. Ketika seorang pastor telah menjadi lansia, secara alami sifat dan perangainya akan kembali menjadi seperti saat kecil. Misalnya, melakukan aktivitas yang dulunya sempat menjadi hobi di masa kecilnya. Beberapa aktivitas tersebut pada umumnya seperti membaca buku, berkebun, menulis, bahkan menonton TV. Dalam perancangan rumah untuk pastor lansia, terdapat banyak hal yang diprioritaskan baik dalam memberi perhatian terhadap kondisi fisik para pastor lansia yang sudah terbatas, yaitu dengan menyediakan jalur yang mudah diakses untuk disabilitas dan memiliki tingkat keamanan yang tinggi. Di samping itu untuk suasana yang diciptakan harus bernuansa tenang sehingga para pastor lansia tidak merasa terganggu akan kebisingan.

Melalui wawancara dengan Pastor Florentinus Hartanto, Pr. di Domus Pacis Pringwulung, rumah lansia tersebut akan dipindahkan ke Kentungan karena tiga hal. Pertama adalah Kentungan memiliki suasana yang tenang dan damai, sehingga cocok sebagai area peristirahatan para pastor. Kedua, Domus Petrus terletak di tikungan pemukiman yang sepi dan tidak banyak kendaraan yang melintas. Selain itu yang ketiga, sebagai nilai filosofis Domus Petrus terletak dekat dengan area peristirahatan terakhir (makam) sehingga para pastor lansia dapat benar-benar menghabiskan waktunya di Domus Petrus untuk merefleksikan diri. Oleh karena letaknya bersebelahan dengan Seminari Tinggi Santo Paulus Kentungan, Domus Petrus menjadi refleksi bagi para seminari bahwa manusia pada akhirnya akan menjadi tua dan kembali ke rumah Tuhan. Merespon hal itu dengan cepat, Mgr. Robertus Rubiyatmoko yang merupakan Uskup Keuskupan Agung Semarang (KAS) langsung membentuk panitia untuk membangun Rumah Adiyuswa Domus Pacis Santo Petrus Kentungan. Setelah dua setengah tahun, bertepatan dengan ulang tahun tahbisan Uskup Mgr. Robertus Rubiyatmoko ke 4 pada (19/05/2021) akhirnya Rumah Adiyuswa Domus Pacis Santo Petrus Kentungan diresmikan dengan mengadakan ekaristi.

Pastor D. Bambang Sutrisno, Pr. merupakan salah satu pastor lansia yang ketika ditemui pada Kamis, (06/06/2024), merupakan pastor yang ceria dan berhati lembut, walaupun dengan keterbatasannya. Pastor Bambang adalah salah satu pastor yang tinggal di Rumah Adiyuswa Domus Pacis Santo Petrus Kentungan. Awalnya Pastor Bambang tinggal di Rumah Adiyuswa Domus Pacis Pringwulung, namun karena mendapat berkat dari Tuhan, akhirnya para pastor lansia diberikan tempat baru yang lebih tenang dan lebih nyaman di Rumah Adiyuswa Domus Pacis Santo Petrus Kentungan. Pastor Bambang merupakan salah satu pastor yang masih dapat berbicara dengan lantang dibanding dengan pastor lainnya, namun Pastor Bambang memiliki kekurangan yaitu memiliki kaki pincang yang sudah beliau derita sejak kecil.

Pastor Bambang mengaku senang dan kata-katanya yang sangat membekas di hati adalah "Domus Petrus panggon nggo aku nitip urip marang Gusti" karena Pastor Bambang dengan para pastor lain akhirnya mendapatkan tempat tinggal baru yang lebih tenang, nyaman dan luas untuk menampung lebih banyak pastor lansia. Ketika diwawancarai, Pastor Bambang mengatakan bahwa "nderek Gusti kuwi ya nomer siji ceria." Hal itu tidak menyurutkan semangatnya untuk hidup dengan keterbatasannya, justru yang menarik adalah Pastor Bambang ini menjual kain batik yang ditujukan bagi para pengunjung yang datang ke Rumah Adiyuswa Domus Pacis Santo Petrus Kentungan dengan harga satuannya mulai dari Rp 50.000 sampai Rp 100.000.

Salah satu keunikan pada Domus Pacis Santo Petrus terletak pada kapelnya. Apabila dilihat, kapel yang ada terlihat belum selesai karena tembok pada kapel tersebut tidak nampak telah dicat. "Tembok berwarna abu-abu tersebut memang sengaja dibuat dengan beton tanpa dicat.  Tembok yang demikian ingin melambangkan Gereja yang dibangun diatas batu," ucap Pastor D. Bambang Sutrisno, Pr. Kapel yang dibuat demikian juga ingin menunjukkan nilai kesederhanaan dan apa adanya. Tidak hanya itu, letak kapel yang berada di tengah juga menunjukan bahwa Kapel tersebut menjadi pusat bagi kehidupan di Domus Pacis. Kapel yang ditengah menunjukkan bahwa pusat hidup para pastor adalah Yesus Kristus sendiri. Harapannya, ditempat tersebut para pastor bisa menerima berkat dari Tuhan sekaligus menyalurkan berkat kepada seluruh Gereja.

Berkat peran Pastor Florentinus Hartanto, Pr. dan Uskup Keuskupan Agung Semarang Mgr. Robertus Rubiyatmoko akhirnya para pastor lansia mendapatkan tempat yang aman dan nyaman di Rumah Adiyuswa Wisma Domus Pacis Santo Petrus Kentungan. Pastor yang sudah renta memiliki keterbatasan dalam kondisi fisiknya, sehingga konsep rumah disabilitas diprioritaskan pada perancangan rumah lansia. Dengan begitu, kecenderungan penyakit akan berkurang apabila mereka bahagia. Suasana ini akan mendorong perasaan senang, sehingga para pastor juga dapat berinteraksi baik dengan pastor lain, perawat, umat yang berkunjung, bahkan dengan alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun