Bahasa merupakan alat komunikasi penting manusia yang digunakan untuk berbicara kepada sesama manusia. Tidak hanya jadi perlengkapan untuk berbicara antar manusia. Bahasa bagaikan perlengkapan  untuk mengekspresikan benak serta perasaannya. Proses tersebut menggunakan bahasa sebagai media penyampaian buah pikiran seseorang agar diketahui dan memperoleh respons dari orang lain (Saddhono, 2012).Â
Bahasa yang digunakan berupa kata maupun gerakan. Bentuk kata yang diujarkan bisa berupa kata gaul. Kata gaul diartikan seperti anak lebay, di mana anak tersebut kerap berkelakuan tidak biasa atau bisa diucap kelewatan (norak). Anak lebay tersebut mempunyai bahasanya sendiri yang tidak gampang dimengerti oleh masyarakat universal.Â
Dari ujung barat hingga timur Indonesia maupun ujung utara sampai selatan tanah air semua memiliki bahasa gaulnya sendiri. Bahasa gaul (alay) bisa tumbuh sebab sebagian aspek.Â
Semacam Televisi, media tersebut banyak menyajikan program-program yang menunjukkan kealayan memakai bahasa gaul. Timbulnya bahasa gaul lainnya dapat dipengaruhi akibat adanya perkembangan media sosial semacam facebook, twitter serta instagram yang diserap serta ditiru tanpa terdapatnya filter terlebih dahulu. Sehingga, di golongan anak muda timbul asumsi, bila mereka tidak memakai bahasa gaul mereka hendak disebut ketinggalan era, kolot, serta tidak gaul.
PERGESERAN BAHASA INDONESIA
Kegiatan berbahasa sangat erat kaitannya dengan budaya dan generasi. Jika generasi negara ini makin tenggelam dalam pudarnya bahasa Indonesia yang lebih dalam, bisa jadi bahasa Indonesia akan semakin sempoyongan dalam memanggul bebannya sebagai bahasa nasional serta bukti diri bangsa.Â
Dalam keadaan demikian, dibutuhkan pembinaan serta pemupukan sejak dini kepada generasi muda supaya  mereka tidak menjajaki pembusukan itu. Pengaruh arus globalisasi dalam bukti diri bangsa tercermin pada sikap masyarakat yang mulai meninggalkan bahasa Indonesia serta terbiasa memakai bahasa gaul.Â
Bahasa gaul  berkembang dan bertepatan dengan pertumbuhan kemajuan teknologi. Ragam bahasa gaul cenderung mempunyai macam yang santai, sehingga tidak sangat baku ataupun kaku.Â
Macam tersebutlah membuat orang berlomba - lomba buat merancang perkata baru dengan metode mengubah kata ke lawan kata, mencari kata proporsional, memastikan angka- angka, penggantian fonem, distribusi fonem, akumulasi awalan, sisipan, ataupun akhiran.Â
Hal itu didukung oleh pendapatnya ahli Kridalaksana, bahasa gaul "ditandai oleh kata-kata Indonesia atau kata dialek yang dipotong dua fonemnya yang paling akhir kemudian disisipi bentuk -ok- di depan fonem terakhir yang tersisa (2008:28).
Pada intinya penggunaan bahasa gaul digunakan untuk memberikan isyarat berbicara kepada lawan bicaranya. Bahasa gaul juga dapat ditemukan dengan mudah pada tiap- tiap komunitas (wilayah) yang sudah mempunyai rumusan bahasa gaul sendiri- sendiri.Â