Kalau ada orang bilang menjadi seorang jurnalis itu pekerjaan yang mudah, itu salah.
Menjadi seorang jurnalis adalah sebuah pekerjaan yang bisa dibilang tidak hanya mempertaruhkan nyawa satu orang tetapi banyak orang begitu perumpaannya. Bukan untuk menakut-nakuti, tapi kenyataan realita yang terjadi di lapangan memang seperti itu. Tugas sebagai seorang jurnalis profesional adalah pilihan yang bisa dibilang yang luar biasa.
Kenapa luar biasa? Karena menjadi seorang jurnalis banyak hal yang menjadi pantangan. Banyak pantangan yang dipatuhi artinya jurnalis bekerja dengan hati nuraninya. Tujuan dari pekerjaan itu bukan lagi mencari kesejahteraan diri sendiri melainkan kesejahteraan orang banyak (publik).
Banyak hal yang harus dipenuhi seornng jurnalis baik itu secara tertulis ataupun yang tidak tertulis. Jurnalis harus mematuhi banyak kode etik dalam menjalankan pekerjaannya, misalnya Kode Etik Jurnalistik, Dewas Pers, dan lain-lain. Tidak hanya itu ada pedoman sembilan elemen jurnalisme yang harus dipahami oleh setiap jurnalis. Ada dua yang paling mendasar adalah elemen pertama yaitu Kebenaran, dan elemen terakhir adalah Hati Nurani.
Kebenaran menjadi elemen yang paling harus dipegang kuat oleh jurnalis. Mengapa? Karena jurnalis punya tugas untuk memberikan kabar berita ataupun informasi dan bersangkutan dengan kepentingan banyak orang atau publik. Informasi atau berita yang diberikan haruslah benar dan sesuai dengan apa yang terjadi. Dalam dunia junarlistik ada hal-hal yang harus dipatuhi oleh para jurnalis agar berita ataupun informasi yang dibuat berasalkan dari fakta yang akurat.
Seperti halnya, dalam menulis atau mengabarkan sebuah berita atau informasi ada yang namanya 5W (what, when, who, why, where) + 1H (how) itu semua harus dipenuhi agar informasi atau berita yang diberikan sesuai dan semakin memberikan ke akuratan dalam penyampainnya di mata publik. Selain itu konsep coverbooth side juga harus dipenuhi oleh jurnalis untuk menyeimbangkan berita ataupun informasi yang diberikan agar tidak adanya keperpihakan dari kepentingan manapun.
Apa yang diberikan jurnalis kepada publik adalah sebuah data dan menjadi hal penting dalam dunia jurnalistik. Keakuratan data dan kebenarnnya akan menjadi nilai yang baik pula bagi para publik untuk bisa memilih media mana yang bisa dijadikan wadah untuk mendapatkan sumber berita ataupun informasi.
Jika, memang ada kesalahan dalam data yang disajikan oleh jurnalis, jurnalis punya kesempatan untuk memberikan verifikasi data salah atau ralat dan pihak-pihak yang diberitakan jika memang berita itu tidak benar bisa melakukan hak jawab artinya pihak tersebut punya kesempatan untuk membenarkan berita tersebut dengan bukti yang kuat juga.
Jadi, jurnalis dan sebuah data harus menjadi satu kesatuan yang menyatu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H