Mohon tunggu...
Elisabeth Icha A. P.
Elisabeth Icha A. P. Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Hai :)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pameran Museum di Jogja City Mall

20 Mei 2016   12:02 Diperbarui: 17 Juni 2016   10:50 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panggung Pameran Museum JCM

Dunia pendidikan tidak lepas dari adanya peran pembelajaran di luar kelas. Sesuai dengan kurikulum 2013 yang menuntut siswa untuk lebih banyak belajar di luar kelas, maka dari itu Dinas Kebudayaan DIY menyelenggarakan Pameran Museum di Jogja City Mall pada tanggal 12-15 Mei 2016.

Terdapat 32 koleksi museum yang dipamerkan dalam pameran ini. Koleksi tersebut berasal dari 25 museum di wilayah DIY dan 7 museum dari luar DIY (yakni Bandung, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Magelang, Solo, Jambi, dan Palembang). Isi tiap stand  bermacam ragam, namun secara garis besar menampilkan isi yang terdapat di masing-masing museum tersebut.

“Acara bagus. Bisa show off apa yang dimiliki museum kita,” kata Rere (20) salah satu pengunjung yang berasal dari UNY.

Sasaran pengunjung event kali ini adalah pengunjung mall secara luas. Dinas Kebudayaan DIY juga mengirimkan surat ke Dinas Pendidikan DIY untuk menghimbau agar anak-anak sekolah datang ke pameran museum ini. Terbukti dari 4 hari pameran ini banyak anak sekolah yang datang dan bahkan banyak ikut mengisi acara.

“Kami dari SD Putra, SD Kauman, dan SD Pleret akan mengisi acara dengan menampilkan Tari Kumregah,” kata Ridha (12) salah satu pengisi acara dalam Pameran Museum JCM ini.

Dengan adanya Pameran Museum ini, masyarakat diharapkan lebih mengenal isi museum dan kegunaannya dalam dunia pendidikan. Ketika siswa belajar di sekolah dan banyak tahu dari buku, mereka juga berkesempatan untuk mempelajari lebih banyak saat mereka mengunjungi museum. Di museum dipamerkan langsung bagaimana seorang pahlawan berjuang, juga terdapat atribut yang digunakan, alat-alat semasa hidup, termasuk alat perang yang dapat langsung dilihat secara nyata.

“Agar masyarakat tahu bahwa kita memiliki koleksi museum yang bermacam ragam, hal ini juga sesuai dengan pilar pembelajaran oleh Gubernur DIY,” ungkap Budi Husada (40), salah satu staff Dinas Kebudayaan DIY.

Pada tahun 2012 lalu, Gubernur DIY Hamengku Buwono X  bertemu dengan praktisi museum. Saat itu beliau menekankan pentingnya 3 pilar pembelajaran, yakni Sekolah, Museum, dan Perpustakaan.

Cek untuk mendengarkan berita ini melalui file audio

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun