Sumber: jogja.tribunnews.com
Â
Akhir-akhir ini sejak bulan Februari hingga awal Maret ini, Yogyakarta hampir setiap hari diguyur hujan yang sangat deras. Bahkan tidak cuman deras terkadang juga ditambah dengan angin kencang seperti badai. Kalau siang sangat panas sampai-sampai kulit terasa perih, tapi kalau sudah masuk pk 15.00, langit itu biasanya sudah mulai mendung dan gelap.
Pada awal bulan Maret ini, hujan deras yang disertai angin di Yogyakarta dirasa membuat resah masyarakat, karena jika sudah turun hujan deras tidak tanggung-tanggung, jalan-jalan raya menjadi tergenang air yang cukup tinggi, hampir setinggi mata kaki orang dewasa. Daerah kota yang sering langganan macet kalau terjadi hujan deras adalah Jalan Solo (sekitar depan Ambarukmo Plaza), sekitar Demangan, daerah Nologaten, bahkan sampai jalan-jalan kecilpun rentan banjir karena keadaan parit yang sudah penuh dan meluap.
Terkadang parit-parit kecil memang tidak cukup menampung aliran air ketika hujan, dan masalah intinya adalah pasti karena parit tersumbat sampah. Sudah kecil dan tersumbat ya jangan kaget kalau airnya jadi keluar ke jalan-jalan bikin banjir terus macet. Kejadian ini karena kurang daerah resapan atau memang karena masyarakat kurang berpikir panjang dengan kebiasaan yang membuang sampah seenaknya?
Pada hari Rabu, 30 Maret 2016 lalu, tebing Kali Code pun juga sempat ambrol lagi, padahal cuacanya sedang tidak hujan dan sangat cerah. Kejadiannya sekitar pukul delapan pagi. Karena ketika hujan deras, tebing Kali Code kian lama kian mengikis batu-batu tebingnya, jadi membuat rongga-rongga yang memicu ambrolnya tebing ini.Â
Jika dilihat sedikit ngeri juga kalau tebing ini bisa ambrol lagi, apalagi Kali Code masih dalam keadaan deras dan intensitas hujan besar yang tinggi. Yang membuat khawatir khususnya warga pinggir Kali Code adalah kalau rumah mereka juga ikut ambrol bersama dengan tebing. Tidur pun tidak nyenyak kalau hujan derasnya malam hari. Yang lebih mengkhawatirkan jika tebing Kali Code ambrol dan bisa memakan korban jiwa, siapa yang tahu keadaan tanah atau kekuatan tebing.
Pinggiran Kali Code memang padat dengan rumah penduduk, dan jika di lihat kesana sepertinya akan ada beberapa bangunan-bangunan rumah baru, atau yang lain. Sekarang dengan keadaan seperti ini saja sudah mengerikan kalau hujan apa masih layak dan aman kalau akan ada calon bangunan baru lagi?Â
Menurut saya, sebaiknya pemerintah atau pihak tata bangunan juga ikut andil besar dalam ijin mendirikan bangunan di sekitar Kali Code. Ada batasan bangunan baru juga bisa dipikirkan, agar meminimalisir terjadinya korban-korban jika suatu saat tebing akan ambrol. Kalau sudah ada kejadian begini, memang setiap orang harus waspada dengan segala kondisi.
Â