Berbicara tentang bunga Krisan,siapa sih yang tidak kenal dengan bunga populer satu ini? Bunga dengan nama ilmiah Chrysanthemum ini memiliki tinggi sekitar 30-200 cm dan merupakan jenis bunga yang sering dijadikan bunga potong serta tak jarang pula ditanam di sekitar pekarangan rumah. Hal itu menyebabkan bunga dengan beragam warna ini sering kita jumpai di sekitar kita. Selain dicari karena keindahannya,krisan juga sering dicari karena harganya yang relatif terjangkau sehingga siapapun bisa menikmati keindahan bunga Krisan. Kepopuleran krisan mencapai pasar dunia,bahkan krisan juga ikut andil menjadi 10 besar tanaman hias populer yang dipasarkan di lebih dari 150 negara,wah sangat populer bukan tanaman bunga yang masih masuk dalam suku Asteraceae ini.
Krisan merupakan salah satu bunga unggulan dalam perkembangan tanaman hias,hal ini dikarenakan tanaman bunga ini kaya akan warna,mudah dibudidayakan serta memiliki umur panen yang relatif singkat yaitu antara 100-140 hari sehingga besar kemungkinan krisan untuk dapat dipanen secara serentak. Hal ini berpengaruh terhadap ketersediaan krisan di pasaran yang selalu dicari-cari setiap saat terutama pada hari-hari besar serta pada perayaan-perayaan dan yang paling sering adalah penggunaan krisan pada dekorasi. Permintaan krisan selalu meningkat dari tahun ke tahun,hal ini menunjukkan semakin banyak peminat dari bunga krisan itu sendiri. Melihat tingginya permintaan krisan di pasaran,secara tidak langsung krisan juga berkontribusi dalam perkembangan ekonomi masyarakat.
Pemanfaatan krisan tak sebatas sampai disitu saja,hampir semua bagian dari krisan bisa dimanfaatkan,keren sekali bukan? Krisan juga dapat dimanfaatkan menjadi teh loh!!! Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa ekstrak pada bunga krisan memiliki kandungan antioksidan yang cukup tinggi sehingga dapat digunakan sebagai obat flu,batuk,nyeri perut serta sesak nafas dan sakit kepala akibat sinusitis. Pembuatan teh bunga krisan ini cukup sederhana seperti pembuatan teh herbal pada umumnya yang menggunakan metode pengeringan menggunakan bantuan sinar matahari maupun dengan menggunakan oven. Metode pengeringan ini bertujuan mengurangi bahkan menghilangkan sebagian besar air pada bunga krisan sehingga dapat mencegah pertumbuhan bakteri,jamur serta dapat memperpanjang masa simpan. Selain dimanfaatkan sebagai teh,bunga,batang bahkan daun bunga krisan juga dapat digunakan sebagai pewarna alami pada kain sutera.
Nah,setelah melihat berbagai manfaat dari bunga krisan apakah anda sudah mulai berfikir untuk membudidayakan tanaman ini di pekarangan rumah anda? Namun perlu diperhatikan juga bahwa krisan memiliki beberapa syarat tumbuh yang harus dipenuhi demi terciptanya pertumbuhan yang optimal. Yuk kita bahas beberapa syarat tumbuh serta perawatan tanaman krisan yang perlu anda ketahui.
Tanaman krisan memerlukan lahan yang subur dengan pH 5,5-6 dan memiliki tekstur liat berpasir dengan kerapatan jenis 0,2-0,8 g/cm3. Selain itu krisan juga memerlukan lahan dengan ketinggian 700-1200 mdpl dengan suhu berkisar antara 20-26 (0C) dengan batas minimum 17C dan batas maksimum 30C. Suhu udara pada malam hari merupakan faktor penting dalam mempercepat pembentukan tunas bunga. Suhu ideal berkisar antara 16C -- 18C. Apabila suhu kurang dari itu maka pertumbuhan krisan akan berhenti sekedar pada tahap vegetatif saja yang akan mengakibatkan tanaman krisan terus bertumbuh tinggi. Tanaman krisan untuk pertumbuhannya memerlukan kelembaban udara antara 70% - 80%.
Seperti tanaman pada umumnya,krisan juga memerlukan cahaya sebagai salah satu faktor penentu pertumbuhan. Pemberian cahaya lampu dilakukan sejak awal tanam sampai tunas lateral yang keluar dari ketiak daun, tumbuh sepanjang 2-3 cm. Krisan memerlukan cahaya sekitar 18 jam dalam sehari,sedangkan di Indonesia sendiri lama penyinaran hanya berlangsung selama 14-16 jam,hal ini menyebabkan perlunya pemberian cahaya tambahan pada krisan. Pemberian cahaya tambahan ini dilakukan selama 2-3 jam dengan intensitas cahaya minimal 40 lux (bila menggunakan lampu TL) dan 70 lux (bila menggunakan lampu pijar).
Saat ini,metode perbanyakan yang sering digunakan adalah metode stek hal ini dikarenakan penggunaan metode ini dirasa cukup efektif dimana tanaman yang dihasilkan memiliki sifat yang sama seperti induknya. Selain itu,penggunaan metode stek ini tidak membutuhkan waktu yang lama untuk tumbuh. Jenis stek yang digunakan adalah stek pucuk yang mampu tumbuh setelah 2-3 minggu setelah masa semai.
Jadi bagaimana? Sudah siap menumbuhkan tanaman cantik dan populer ini di pekarangan rumah anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H