Mohon tunggu...
Elisabeth Imelda
Elisabeth Imelda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Here I"m

Menulislah selagi kamu mampu. karena akan menjadi kenangan dan investasi terbaik dalam hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Awal pembentukan karakter anak

31 Oktober 2021   21:02 Diperbarui: 31 Oktober 2021   21:05 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan pertama yang diterima oleh seorang anak adalah keberadaanya ditengah keluarga. Saat anak mulai dibentuk dalam rahim, ia belajar dari ibunya, mendengarkan apa yang diucapkan oleh ibunya, menikmati setiap gerakan yang dilakukan ibunya, bahkan merasakan apa yang dirasakan oleh ibunya. Saat dalam rahim tidak hanya proses pembentukan fisik yang terus berlangsung sampai anak itu lahir, tetapi pembentukan perasaan juga turut andil dalam proses pertumbuhan seseorang. Seorang anak yang lahir dengan komunikasi yang baik dari ibunya dan dirinya sejak dalam kandungan dapat mempengaruhi proses pertumbuhan anak itu, begitu juga sebaliknya. Setiap proses apapun yang dilakukan kedua orang tua saat sebelum anaknya lahir dapat mempengaruhi pertumbuhan anak itu sendiri. 

Anak lahir dan dibesarkan dalam keluarga sebagai sekolah pertama dan utama. Setiap sikap dan karakter anak dibentuk dari keluarga. Melalui sifat dasar alamiah manusia sebagai seorang peniru, maka anak pun akan meniru apapun yang dilakukan, diucapkan dan dikerjakan oleh orang tuanya karena anak adalah seorang peniru yang baik, memorinya masih cukup banyak yang kosong untuk menerima dan memproses semua yang dilihat, didengar dan dikerjakan. Jadi bukan hal yang aneh atau mengherankan apabila anak mengikuti setiap jejak yang dilakukan oleh orang tua, baik dari sisi positif maupun sisi negative. 

Selama anak belum menerima pengaruh dari luar, sikap dan karakternya masih dipengaruhi oleh sikap dan perilaku dari orang tua dan keluaranya. Oleh karena itu, sikap dan perilaku orang tua sangat menentukan kedepannya anaknya akan menjadi seperti apa? Bahkan didikan sejak dini sangat mempengaruhi ingatan anak saat sudah besar nanti. Sebagai orang tua, tentunya tahu yang terbaik untuk anaknya, tetapi tidak berarti semua yang dilakukan orang tua tidak perlu di "filter" lagi. 

Bahkan tak jarang beberapa orang tua, tanpa berpikir panjang memberikan sesuatu hal (barang, ucapan dll) kepada anak sesuai kemauan anak atau asal anak tenang dan anteng. Semakin orang tua menuruti keinginan anak, akan terpola kebiasaan dalam diri anak, bahwa apapun yang diinginkan jika tidak diberikan maka senjatanya adalah dengan melakukan ini (menagis tanpa henti, tidak mau makan dll). 

Dengan hal seperti ini, secara tidak langsung orang tua membentuk karakter semua hal bisa didapat dan diperoleh dengan mudah dalam diri anak. Sehingga ketika beranjak remaja atau dewasa ketika hal yang diminta tidak dipenuhi, anak akan berpikir orang tuanya tidak menyanyanginya, apalagi dengan komunikasi yang kurang antara anak dan orang tua serta pengaruh dari luar yang perlahan-lahan diterima anak saat beranjak remaja dan dewasa. 

Orang tua perlu menjadi agen transformasi bagi anak, sehingga anak pun menjadi agen transformasi bagi sesama dan orang-orang disekitarnya. Orang tua perlu memahami anak dan menjadi teman bermain saat bersama dengan anak. 

Waktu kebersamaan dengan anak akan membekas dan menjadi ingatan yang baik saat anak beranjak dewasa. Pemahaman yang diberikan orang tua seharusnya sesuatu hal yang benar, bersifat tidak membohongi anak dan menyenangkan anak semata, mengajak diskusi dan melatih anak untuk berpikir tidak hanya untuk dirinya sendiri, serta mengembangkan kemampuan yang dimiliki sebagai suatu anugerah. 

Karena jika yang orang tua sampaikan bukan hal yang benar, anak akan memiliki gambaran seperti apa menjadi orang tua, seperti apa mendidik anak, seperti apa gambaran papa, gambaran mama dan seperti apa gambaran komunikasi dalam keluarga saat dewasa nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun