Mohon tunggu...
Elisabeth Ghina
Elisabeth Ghina Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - siswi

bread

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Perkembangan Roti sampai Sekarang

18 Agustus 2022   18:32 Diperbarui: 18 Agustus 2022   18:35 1468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foodie. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Roti eropa tradisional pada umumnya keras, contohnya baguette, tetapi ada juga yang lembut dan manis. Salah satunya yaitu roti brioche. Roti asia pada umumnya lebih lembut dan manis dibandingkan roti Eropa karena mengandung gula dan lemak yang relatif lebih banyak. 

Perbedaan tersebut dapat terlihat karena di Eropa roti adalah makanan pokok, sedangkan roti di asia pada umumnya dimakan sebagai camilan. Roti dijual di bakery atau toko roti oleh pembuat roti yang disebut baker. 

Dengan menggabungkan kedua jenis roti atau beberapa jenis roti, kita dapat yang namanya fusion. Kita dapat merasakan rasa dan tekstur yang berbeda dari kedua jenis roti sekaligus. Sudah banyak toko roti yang menjual roti fusion, salah satunya yaitu Francis. Ia menggabungkan teknik pembuatan roti Eropa dan Jepang sehingga menghasilkan roti yang padat, namun lembut dan kenyal.

Roti mulai terindustrialisasi sejak awal abad ke-20. Sudah banyak pabrik yang memproduksi masal roti untuk dijual di supermarket dan toko swayalan. Mereka membuat roti dengan menggunakan proses roti Chorleywood yang dikembangkan pada tahun 1961 yang menggunakan mesin yang dapat mengurangi waktu produksi dan fermentasi. 

Juga dengan mesin praktis yang mengiris dan membungkus roti yang dikembangkan Otto Frederick Rohwedder pada tahun 1928. Namun roti produksi pabrik berpotensi menggunakan biji-bijian berprotein rendah, sehingga roti produksi pabrik mendapat banyak kritik akan nutrisinya yang kurang baik. 

Selain berkurangnya nutrisi roti, Roti produksi pabrik juga tidak baik karena penambahan bahan kimia atau aditif seperti pengawet. Roti yang memiliki banyak pengawet akan memiliki aroma yang kurang  enak dan akan terasa panas dan gatal di tenggorokan. Memang tidak semua pabrik sama, namun sebaiknya kita hindari makanan produksi pabrik yang mengandung banyak aditif.

Roti di bakery atau toko roti memang lebih baik dan sehat dibandingkan roti produksi pabrik. Namun hati-hati juga karena beberapa toko roti terkadang menggunakan bahan kimia yaitu bread improver dan pengawet, yang bertujuan melembutkan dan membuat roti tahan lama. Zaman sekarang sudah banyak yang membuat roti dirumah sebagai hobi ataupun bisnis kecil. 

Masyarakat juga sudah semakin kreatif, sehingga menciptakan berbagai macam varian roti yang unik. Dengan teknologi yang lebih maju roti dapat dibuat dengan mesin roti yang dapat menguleni roti dengan lebih cepat dan efektif. 

Memang lebih baik jika kita membuat roti sendiri karena kita tahu apa saja yang masuk kedalam adonan roti dan yang terpenting kita bisa langsung menyantapnya saat roti keluar dari oven. 

Tetapi tidak salah juga untuk membeli roti, karena sekarang ada banyak toko roti yang menjual roti enak dan sehat tanpa pengawet sama sekali. Roti tanpa pengawet memang tidak tahan lama dan sebaiknya dimakan pada hari itu juga atau maksimal 3-5 hari.

Kadarluarsa roti bergantung dengan jenisnya. Roti yang mengandung lebih banyak gula akan tahan lebih lama. Tidak seperti sourdough yang keras di keesokan harinya. Ada beberapa teknik yang dapat kita gunakan agar roti lebih lembut dan tahan lama tanpa menambah gula dan bahan kimia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun