Kerabat dari mahasiswa yang masih terjebak di dalam gedung masih harus menunggu kabar terkini setelah beberapa jam penyerangan di Universitas Kabul terjadi. Salah satu kerabat mahasiswa mengatakan, "saya mencoba menghubungi anak saya setelah terjadi penyerangan di universitasnya, tapi tidak ada jawaban. Anak saya hanya mengirimkan pesan bahwa ia sedang berada dalam suatu situasi dan tidak bisa menjawab telepon pada saat penyerangan terjadi".
Dilansir dari The Guardian, target penyerangan pada hari Senin (2/11/2020) masih belum jelas. Diplomat negara Iran yang bekerja di Afghanistan masih diperkirakan sebagai target dari penyerangan.
Sekolah telah menjadi target penyerangan ISIS, seperti tahun lalu terjadi pengeboman di Universitas Kabul yang membunuh delapan orang. Selain itu, pada tahun 2016, juga terjadi penyerangan di sebuah Universitas Amerika di Kabul yang menewaskan 13 orang.
Kelompok afiliasi ISIS Afghanistan seperti Islamic State in Khorasan Province (ISKP) memiliki kedudukan terkuat di Provinsi Nangarhar dan Kunar yang masih dapat melakukan penyerangan di Kabul, salah satunya adalah rumah persalinan pada bulan Mei.
 Kelompok afiliasi tersebut merupakan musuh dari Taliban. Taliban memiliki dukungan dari Amerika dalam kampanye menolak kelompok di Nangahar.
Pemimpin militer Amerika mengatakan bahwa dukungan tersebut merupakan sebuah kerja sama yang diharapkan semakin berkembang apabila tercapainya perjanjian perdamaian dengan pemerintah Afghanistan.
Hingga saat ini, kekerasan dalam perang terus dirasakan oleh Afghanistan selama empat dekade meskipun pihak negosiasi dari pemerintah dan Taliban telah mendiskusikan perjanjian perdamaian. Hal tersebut juga dikarenakan lambatnya perkembangan perundingan di Doha.
Upaya penuntutan untuk mengurangi adanya kekerasan terus dilakukan namun, belum terkabulkan dan terus berlangsung.
Dalam The Guardian, Kesepakatan Negara Amerika dengan Taliban pada bulan Februari menjadi sebuah tahap dalam pembicaraan perdamaian. Dalam perjanjian tertulis adanya penarikan pasukan dari Amerika dan Nato dari Afghanistan.
Melansir dari theguardian.com.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H