Natasya Faradila Barros, seorang anak perempuan yang lahir dari pasangan ayah Bagus Heru Prastowo dan ibu Roosnanie Rabidawaty. Remaja perempuan yang kerap dipanggil dengan sebutan Acha ini lahir pada tanggal 19 Agustus 2002 di Sidoarjo, Jawa Timur. Acha merupakan anak bungsu dari dua bersaudara. Ia memiliki kakak perempuan yang sudah bekerja di bidang Copywriter bagian translator bahasa Mandarin, Inggris, dan juga Indonesia.
Mendengarkan musik, menonton film, jalan-jalan, mendaki gunung, hingga menulis karya sastra seperti cerpen, novel, dan puisi merupakan hobi nya. Bakat menulisnya sudah terlihat di dalam jati dirinya sejak ia kecil. Semuanya bermula ketika ia duduk di bangku sekolah dasar (SD). Awalnya ia hanya iseng membuat cerita fiksi, namun tanpa sengaja ibunya menemukan coretan-coretan kertas itu dan mengirimkannya ke majalah Bobo yang merupakan majalah terkenal untuk anak-anak pada saat itu.Â
Tanpa disangka, tulisan anak berusia 10 tahun itu diterbitkan oleh majalah Bobo dan ia pun bisa mendapatkan bayaran pertama atas karyanya di umur ia yang tergolong masih sangat dini. Sejak saat itu, ia mulai konsisten untuk mengirimkan hasil karya nya setiap bulan ke majalah Bobo walaupun terkadang bisa saja hasil karya tulisnya tersebut tidak diterbitkan, namun karena ia menyukai apa yang ia kerjakan, jadi menurutnya semua itu tidak masalah.
Tidak berhenti sampai di situ saja, Acha terus melebarkan sayap nya di dalam dunia karya tulis sastra hingga saat ini.Â
Sewaktu SD pun ia juga pernah mengikuti pensi membuat puisi, padahal pada waktu itu ia tidak berharap banyak dengan hasilnya, namun ternyata ia berhasil mendapatkan kejuaraan di dalam lomba tersebut. Seiring berjalannya waktu, Acha pun mengakui jika performa penulisannya semakin lama semakin berkembang, ditambah kecintaannya terhadap penulisan karya sastra pun juga semakin membesar. Hingga pada saat ia menduduki bangku SMP, teman-temannya sering menjuluki ia sebagai ‘si anak sastra’ karena kebiasaannya menulis puisi saat jam pelajaran berlagsung.Â
Pada saat SMP, Acha juga berhasil membawakan piagam pengahargaan dari hasil kejuaraan Lomba Kreasi Cipta Puisi Sastradisi 2017 dan ia menempati posisi ke tiga dalam kejuaraan tersebut. Selain itu, Acha juga termasuk anak yang aktif di sekolah, ia pernah menjabat sebagai sekretaris OSIS di SMPIT AZ-Zahra Sragen selama 2 tahun berturut-turut.
Di tahun 2019, tiba-tiba puisi yang Acha tulis di Wattpad pun mendapat pujian dari seorang penulis Wattpad terkenal yang sudah menerbitkan buku dari hasil karya tulis di Wattpad miliknya, yaitu Cut Putri. Penulis itu menyarankan agar Acha membuat karya tulisan lagi di Wattpad seperti novel dan ia pun mengikuti saran sang penulis, namun karena pada saat itu ia masih belum bisa konsisten dalam penerbitan karya nya, maka karya tersebut menjadi terlantar dan tidak selesai.
Masih di tahun yang sama, Acha juga memenangkan Lomba Menulis Puisi se-Solo Raya dan menjadi juara ke-2 dalam kompetisi itu. Ternyata, segudang penghargaannya tersebut merupakan hasil warisan yang diturunkan oleh ibunya yang merupakan lulusan Sastra Inggris dari Universitas Airlangga (UNAIR). Bagi Acha, menulis merupakan suatu cara pengeksperisanya akan segala hal yang terjadi dalam hidupnya, karena menurutnya mengekspresikan sesuatu menggunakan kata-kata itu cukup sulit dibandingkan dengan tulisan.
Selain membentangkan sayapnya di dunia karya tulis, Acha juga membentangkan sayapnya di dunia public speaking. Terbukti dari hasil kejuaraannya pada tahun 2018 yang dimana ia berhasil menjadi Finalis Debat Public Speaking se-Solo Raya. Selain itu, ia juga memiliki kemampuan di bidang pemrograman, karena pada saat SMK dulu, ia masuk ke SMKIT Smart Informatika Surakarta.Â
Kemudian pada tahun 2021, Acha melanjutkan studi nya ke tingkat perguruan tinggi untuk mendapatkan gelar sarjana di President University. Ia mengambil jurusan Ilmu Komunikasi dan konsentrasi Public Relations untuk mewujudkan mimpinya berkarir dalam bidang copywriter dan admin sosial media.Â
Di samping itu, Acha pun juga tetap mengasah kemampuan menulisnya melalui jurusan dan juga konsentrasi jurusan yang ia ambil karena di dalam jurusan Komunkasi itu tidak hanya belajar mengenai cara berbicara di depan publik saja, tetapi juga belajar cara penulisan yang baik dan benar agar dapat bermanfaat bagi para pembacanya.Â