Sehingga, media baru lebih aktual karena proses penulisan berita tidak melalui proses yang panjang, di mana peristiwa yang baru saja terjadi langsung dapat diketahui masyarakat.
Media baru juga menghadirkan bentuk-bentuk media yang variatif. Ini dikenal sebagai multimedia, di mana informasi disajikan melalui berbagai bentuk media yang bebas dipilih oleh audiens dan isinya saling melengkapi.Â
Media baru berubah menjadi media yang interaktif dan menunjukkan pentingnya hubungan dengan audiens, atau media sudah tidak satu arah. Â
Media baru juga diproduksi dengan bentuk-bentuk yang lebih simple, untuk memudahkan audiens menangkap inti informasi yang ditawarkan. Seperti karakteristik-karakteristik yang dirangkum oleh Mindy McAdams, melalui tulisannya yang berjudul (Re)defining Multimedia Journalism (2014).
Sisi Konsumsi Media
Pada media lama audiens hanya berperan sebagai penerima informasi dengan informasi yang hanya disediakan media saja. Audiens tidak dapat memberikan feedback kepada media ataupun mengomentari isi informasi.
Pada media lama audiens hanya menyaksikan informasi satu kali saja. Informasi tidak dapat diulang, sehingga informasi harus benar-benar diperhatikan dan tidak bisa dilihat sambil melakukan hal lain.
Sedangkan pada media baru, audiens bisa mengakses informasi dari media mana saja sesuai kebutuhan pemenuhan informasi. Audiens juga bisa memberikan feedback atau bahkan berdiskusi di media tersebut, sehingga terjadi komunikasi dua arah.
Informasi yang didapatkan audiens sangat beragam dan mudah diakses melalui platform yang terdapat di gadget. Sehingga mudah diakses kapan saja dan di mana saja. Ini sesuai dengan perilaku baru audiens yang multitasking.
Informasi yang tersedia di media baru memiliki jangka waktu yang tak terhingga, kecuali ditarik penayangannya oleh penulis atau media penerbit. Sehingga, audiens dapat berulang-ulang mengakses informasi tersebut.
Mengakses informasi menjadi lebih mudah dan simple dengan media baru.