Siapa sangka, Kulon Progo berwajah lebih baru. Dimulai kurang lebih pada tahun 2015 sampai saat ini. Daerah yang berkembang pesat secara perekonomian. Perkembangan kondisi ini didukung oleh pemanfaatan daerah agro wisata. Kulon Progo menjadi destinasi wisata dengan suguhan alam yang menakjubkan.Â
Di tengah-tengah dinamisnya kehidupan masyarakat luas, destinasi yang menyatu dengan alam menjadi alternatif pilihan untuk berlibur. Kembali, relaks dan menenangkan pikiran.Â
 Â
Anda dapat menikmati matahari pagi dengan bersepeda menyusuri jalan-jalan pedesaan. Suasanan kekeluargaan khas pedesaan pun kental dan terasa. Ada pepatah bahwa daerah desa memang mengutamakan "unggah ungguh" atau norma kesopanan. Tak heran, sepanjang perjalanan sapaan renyah orang-orang yang melihat kita. Tidak usah memersalahkan jika tidak kenal yang penting sapa saja siapa yang kita lihat dan temui. Â
Latar sawah dengan petani yang sedang sibuk merawat tuwaian menjadikan potret sempurna kehidupan desa. Kita bisa melihat bagaimana petani hidup dengan sederhana dan bahagia. Kunci kebahagian para petani dengan menikmati proses pertumbuhan benih menjadi padi yang siap untuk dipanen. Kiranya analogi ini memberi amunisi kepada diri kita untuk selalu berproses dan bertumbuh dalam hidup.Â
Kudapan Tradisional, Pemuas Lidah
Tidak lengkap rasanya jika berkunjung ke Boro, Kulon Progo tidak menikmati makanan tradisionalnya. Salah satu ikon Kulon Progo, yakni batik geblek renteng terinspirasi camilan bernama geblek. Geblek merupakan makanan tradisional  dari bahan dasar tepung tapioka dengan bumbu bawang. Geblek diolah dengan cara digoreng. Pasti terbayangkan ya, gurihnya camilan ini.
Sejenak Terkesima Panorama Pari Boro
Tempat makan yang menyuguhkan makanan tradisional salah satu tempatnya bernama Pari Boro. Apabila Anda rindu dengan sayur tradisional atau dalam bahasa Jawa "jangan". Nah...silakan bernostalgia menikmati sayuran yang jarang ditemukan lagi. Sayur "ndeso" cita rasa tak kalah memanjakan lidah.Â