Toxic parents sudah menjadi hal yang tak jarang kita temui. Banyak beredar di media tentang seorang ibu atau ayah yang menganiaya atau bahkan membunuh anaknya dan ada seorang anak yang melaporkan ibunya ke pihak berwajib hanya karena soal harta, ada juga anak yang menganiaya orang tuanya. Loh tadi katanya judulnya Toxic Parents, kok ini malah ada anak yang menganiaya orang tuanya? jadi yang toxic siapa dong?
Seperti pembahasan pada artikel sebelumnya, Toxic Parent = Toxic Generation, maka dua fenomena tersebut tak dapat dipisahkan. Menurut hasil penelitian dalam sebuah jurnal yang berjudulÂ
"Karakteristik Toxic Parenting dalam Keluarga" yang dipublikasikan oleh Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran tahun 2022, memaparkan bahwa toxic parenting sangat berbahaya dan sangat berdampak negatif pada perkembangan anak di masa depan.Â
Masih melanjutkan dari artikel sebelumnya, penulis akan membagikan tips dari Bunda Wening, seorang konselor parenting yang beliau paparkan di Masjid Muslim United Yogyakarta pada 25 Maret lalu.Â
5 Tips Agar tak Menjadi Toxic Parents oleh Bunda Wening:
1. Memahami Bahasa Verbal dan Non Verbal Anak
Sudah menjadi tugas orang tua untuk memahami gerak-gerik anaknya agar mengetahui apa yang mereka mau atau rasakan. Misalnya ketika anak yang biasanya ceria tiba-tiba menjadi pendiam atau malas berbincang, coba berikan waktu untuk mereka menenangkan diri terlebih dahulu, sebelum menanyakan apa masalahnya.Â
Kemudian ketika mereka sudah relax, mulailah dengan perbincangan ringan yang relate dengan dunia mereka. Jika mereka sudah merasa nyaman, tentu mencurahkan kekesalan bukan lagi menjadi hal yang sulit untuk dilakukan. Ketika mereka sudah menceritakan masalah atau kekesalannya, cobalah untuk mengambil POV sebagai dia, mencoba mengerti perasaannya, dan tidak langsung menghakiminya.Â
2. Berubah Sebelum Mengubah