SMPN 16 Surabaya mengadakan kegiatan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) kegiatan tersebut diisi oleh beberapa kegiatan, salah satunya kegiatan psikoedukasi dengan tema pencegahan kekerasan seksual pada remaja, pada hari Rabu tanggal 17 Juli 2024 yang di isi oleh pemateri Rahma Kusumandari seorang psikolog dan Dosen di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, beliau menjelaskan seputar kekerasan seksual pada remaja, dari cara pencegahannya, lalu kasusnya hingga banyaknya korban yang belum tertangani dengan baik. Siswa-siswi SMPN 16 Surabaya, saat psikoedukasi berlangsung dengan baik dan tertib, lalu siswa juga aktif dalam bertanya mengenai materi yang diberikan dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh bu rahma.
Hasil observasi kasus kekerasan seksual merupakan fenomena yang sedang marak dan tengah menjadi perhatian diberbagai kalangan masyarakat. Pelecehan seksual dapat dialami oleh orang-orang dari berbagai jenis kelamin dan usia, dan dapat terjadi di lingkungan sekolah, masyarakat, maupun tempat umum.
Dari kasus tersebut tidak hanya menjadi bacaan semata, tetapi juga harus bisa memberikan pencegahan dan penanganannya, termasuk dengan cara meng-edukasi siswa-siswi yang memasuki awal remaja.
“Bentuk-bentuk dari kekerasan seksual sangat beragam yaitu verbal, fisik, nonfisik dan/atau melalui teknologi informasi dan komunikasi. Penyebab kekerasan seksual bisa dari individu, keluarga maupun masyarakat” Ungkap bu rahma
Bu rahma juga menjelaskan Jika kamu melihat kejadian kekerasan seksual maka hal yang di lakukan ciptakan kondisi nyaman untuk korban sehingga ia dapat merasa leluasa untuk bercerita dan menggambarkan kejadiannya dengan akurat, Kontrol ekspresi emosi, laporkan/minta bantuan kepada orang dewasa yang dipercaya
Untuk tips mencegah yang Pertama kekerasan seksual yaitu cintai diri karena sadari bahwa diri kita berharga, pahami bagian tubuh yang TIDAK boleh disentuh orang lain. Kedua Kenali tanda bahaya jika ada orang mengajak ke tempat sepi/mencurigakan; rayuan /perlakuan seksual yang berlebihan harus berani menolak. Ketiga PD dan asertif kita akan menyadari hak untuk merasa aman dan nyaman; latih kemampuan menolak dengan tegas. Dan Keempat menyadari pentingnya dukungan sosial dan pelaporan karena dengan melapor, kita akan berkontribusi membantu mengurangi kejadian yang serupa.
Dari psikoedukasi ini dapat mempersiapkan peserta untuk mengetahui tips dan metode apa yang bisa dilakukan untuk mencegah kekerasan seksual pada remaja. Dan bisa di terapkan dalam kehidupan sehari-hari mencegah maupun menolong.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H