Mohon tunggu...
ELIS LESIYANI DWI P
ELIS LESIYANI DWI P Mohon Tunggu... -

UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Kasus Ini Tidak Akan Ada Jika Saya Bukan Pimpinan KPK"

24 Maret 2015   20:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:05 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sabtu, 14 Maret 2015

“Kasus ini tidak akan ada jika saya bukan pimpinan kpk” ungkap Bambang Widjayanto saat mengisi talkshow bersama Rosiana Silalahi pada hari Sabtu, 14 Maret 2015 di Graha Sabha UGM, Yogyakarta.

Kalimat yang diucapkan dengan lantang tersebut hingga saat ini masih terdengar lantang di telinga saya.

Kadang saya gak paham dengan apa yang sebenarnya terjadi di negeri yang mempunyai kekayaan alam melimpah tapi tak terolah ini. Praktek “oknum” di lingkungan lembaga pemerintahan sudah seperti persoalan kemacetan di Jakarta, penat tak pernah terselesaikan. Apa daya?? kita kaum tak didengar hanya mampu mengkritik lewat tulisan dan memanjatkan doa pada sang Khalik agar kelak semua persoalan yang membelit tak lagi mencekik.

Seperti peribahasa “Gajah di pelupuk mata tak terlihat, sedangkan semut di sebrang lautan sangat jelas terlihat” yaaa... jika boleh saya berpendapat, peribahasa ini sangat cocok dengan kasus yang sedang membelit para petinggi KPK, tidak terkecuali dengan kasus yang sedang membelit BW. Sangat disayangkan, jika salah satu lembaga independen negara ini mendapatkan intervensi dari berbagai pihak.

Mengenang sedikit tentang masalulu di KPK, kasus yang menyeret sejumlah nama para pimpinan di KPK ini nge-hits setelah BG yang notabennya adalah calon KAPOLRI tunggal dicurigai mempunyai sejumlah rekening gendut yang tak wajar. Kita setuju bahwa tugas KPK adalah memberantas semua korupsi yang telah terjadi di Bumi pertiwi yang sebenarnya kaya raya ini. KPK memberantas siapa saja yang memang telah menyalahgunakan wewenang untuk kepentingan pribadinya, tanpa pandang bulu. KPK sebagai lembaga Independen tentu tidak syah jika mendapatkan intervensi dari lembaga pemerintah lain, baik lembaga yang sejajar ataupun yang mempunyai kekuasaan lebih tinggi daripadanya.

Mari Flashback, masih ingatkah apa yang kemudian dilakukan BG untuk membenarkan semua ambisinya? Yaayaaa... Pra Peradilan, BG melakukan Pra Peradilan dalam menangani kasus yang sedang membelitnya saat itu, sebenarnya saya kurang paham mengenai apa itu pra peradilan, tetapi kalau gak salah, pra peradilan itu semacam peradilan mengenai pemutusan kasusnya tersebut apakah layak untuk diadili atau memang tidak layak karena diduga ada kesalahan dalam melimpahkan kasus yang akan digelar di pengadilan. Mungkin begitu. Dan hasil dari pra peradilan tersebut memutuskan bahwa BG bukan lagi tersangka. Haaaa lucu sekali bukan? Bagaimana bisa seorang penyandang tersangka ujug-ujug menjadi bukan tersangka lagi?

Kawan-kawan sekalian, coba bayangkan apa jadinya jika semua tersangka korupsi melakukan pra peradilan seperti BG? Huh.. sepertinya penjara khusus para koruptor takkan pernah terisi. Setelah kasus ini mencuat, barulah kasus-kasus kecil yang menurut saya tak layak diadili mulai dibuka oleh para haters dari KPK ini. Entah siapa dalang dibalik semua ini, yang jelas benar apa kata BW, kasusnya tidak akan ada jika beliau bukan pimpinan KPK.

Pada akhirnya, kasus ini berkembang menjadi semacam ajang buka-bukaan luka dimasa lalu. Ketika kasus BG terkuak dan menghalangi langkahnya menuju kursi nomor satu di lembaga kepolisian, baru lah banyak pihak yang membuka kasus yang melibatkan BW. Menurut saya, kasus BW ini sengaja dicari sebagai ajang balas dendam. Entah dendam pihak mana, yang kita tahu kasus yang melibatkan BW ini memang sudah terjadi beberapa tahun lampau.

Belum usai kasus mengenai pengarahan agar memilih salah satu calon tertentu di salah satu daerah di Indonesia yang diduga dilakukan oleh BW, kasus baru mulai muncul. Korban selanjutnya adalah AS... yaaa, setelah beberapa waktu sebelumnya tersebar foto mesra AS bersama Putri Indonesia, AS kembali dilaporkan kepada kepolisian atas dugaan penggelapan identitas. Kasusnya sih begitu itu seperti yang di tv-tv itu.

“Kepercayaan itu ibarat mata uang yang berlaku sepanjang masa” begitulah kalimat yang diucapkan dengan tegas oleh seorang BW. Beliau mengatakan bahwa Kepercayaan itu ibarat mata uang yang berlaku sepanjang masa, mata uang itu akan bisa digunakan dimana saja, kapan saja tanpa mengenal batas waktu, maka jagalah kepercayaan itu karena jasanya akan selalu terkenang sepanjang waktu.

Entah akan berakhir seperti apa kasus-kasus yang melibatkan para eks pimpinan KPK ini. Kita doakan saja, semoga kelak bangsa ini benar-benar bisa menjadi bangsa yang amanah, bangsa yang mampu mengemban kepentingan rakyat, bangsa yang gak korup, bangsa yang dapat membangun kesejahteraan untuk semua rakyatnya, bukan untuk kepentingan seseorang atau golongan tertentu saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun