Mohon tunggu...
Rino Srengenge
Rino Srengenge Mohon Tunggu... -

hidup cuma sekali lakukan yang terbaik

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Erotisme dan Sex dalam Dangdut Koplo

27 Januari 2014   10:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:25 1485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Heboh dangdut koplo sebagai bahan tulisan  di beberapa media berkaitan dengan sengketa lagu "oplosan" antara si penyanyi dengan si pencipta.  Perseteruan makin seru karena mereka yang terlibat menunjukan "KEKOPLO-anya" masing masing.

Apa sih dangdut koplo?? Istilah dangdut koplo muncul dari para seniman dangdut yang meramu musik dangdut melayu dengan house music. Lahir di diskotik-diskotik dangdut kemudian menyebar ke masyarakat  melalui pementasan ORGEN TUNGGAL di acara resepsi pernikahan atau khitanan serta konser-konser musik dangdut di daerah setempat. Istilah KOPLO sendiri kiranya berasal dari bahasa jawa (koplak) yang artinya identik dengan sinting-edan-bodoh-ngawur-tanpa aturan-suka-suka- bertingkah di luar kesadaran. Kira-kira begitu. Kemudian koplo juga diartikan dengan pil yang memabukan. Pil koplo. Sesuatu yang memabukkan, di dalamnya bisa termasuk Ciu, tuak, minuman keras atau narkoba.

Dangdut koplo dengan mudah dapat diartikan musik dan lagu dangdut dalam kemasan (mix) house music. Perilaku para penyanyi dan penikmat lagu jenis inilah yang "KOPLO" sebagimana dimaksud diatas. Saksikan saja kelakuan para artis dan pengunjung diskotik dangdut. Perilaku para penonton dan penyanyi orgen tunggal. Semuanya mendekati koplo.

Perilaku koplo ini tentu saja ada sebabnya. Dikalangan penikmat dan penyanyi dangdut koplo narkoba, miras atau sejenisnya bukan barang haram. Sebelum turun main menikmati dentuman irama dangdut  ini mereka sudah membekali dirinya dengan meminum atau menenggak suplemen "penghilang rasa malu". Begitupun dengan para artis penyanyinya. Tidak heran jika berikutnya mereka benar-benar sudah kehilangan urat malu.

Coba saja tonton pementasan "live concert" dangdut atau orgen tunggal baik di diskotik maupun orgen tunggal di kampung-kampung. Juga di berbagai rekaman VCD yang diual bebas di pasar. Atau bisa juga di dunia maya. Para penyanyi dan penonton larut dalam irama musik dangdut koplo. Secara jelas kita lihat perilaku mereka tampak sekali sedang koplo, semau sendiri, mesum dan erotisme di pertontonkan secara terang-terangan.

Adegan  berjoget diatas panggung dengan gaya seperti sedang (maaf) senggama dengan berbagai posisi seperti gaya anjing kawin(Doggy style sex position) atau sejenisnya menjadi atraksi biasa. Saweran dengan memasukan uang ke dalam kutang (BH)  atau celana dalam si biduan juga hal yang lumrah saja. Tubuh wanita di ekploitasi, payudara, paha dan kelamin wanita jadi komoditi yang di tukar dengan recehan.Hanya saja sungguh luar biasa hal inipun di pertontonka di depan khalayak, di depan umum saat resespsi pernikahan atau khitanan bukan hanya di ruang tertutup seperti diskotik misallnya. Penontonya mulai dari anak kecil yang ada di depan panggung sampai para jompo laki2 dan wanita.

Jika memang dangdut k0plo adalah hasil kreasi anak negri yang dianggap "luar biasa" dan perlu di pertahankan dan disebarkan, menurut sebagian seniman. Mengabaikan segala macam eksesnya maka tentu kita harus bersiap-siap menemukan generasi baru bangsa kita yaitu GENERASI KOPLO.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun