Puing-puing reruntuhan bekas kebakaran masih terlihat jelas, terlihat para korban tertunduk lesu hanya bisa menyaksikan rumah yang selama ini menjadi saksi hidup perjuangan di ibukota telah musnah seketika berubah menjadi arang, tak ada lagi yang tersisa selain kenangan yang tertanam dalam ingatan. Rumah yang menjadi tempat berteduh dari derasnya hujan serta menjadi pelindung, berteduh dari teriknya kota jakarta diwaktu siang.Â
Sungguh miris, akupun larut tertunduk sedih melihatnya, tak bisa kubayangkan jika semua itu terjadi padaku, meski semua harta benda sudah tiada setidaknya mereka masih memiliki senyum rasa syukur karena tidak ada korban yang meninggal dunia. Walau bagaimanapun juga harta yang paling berharga adalah keluarga, meski tak ada materi yang tersisa, setidaknya dapat berkumpul dengan keluarga adalah anugrah yang  tidak bisa dibeli dengan apapun.
Saat pertama kali aku tiba di lokasi posko pengungsian, terlihat mereka bahagia sedang memilih baju yang saat itu diberikan oleh beberapa donatur. Terlebih anak-anak yang sangat sigap cepat-cepat mereka memilah baju yang seukuran dengan badan mereka.Â
Ahh.. sungguh mengharukan, Maha besar Allah... semua terjadi atas kehendak dari Allah, para korban juga pasti tidak menyangka secepat itu mereka kehilangan harta benda sekaligus rumah mereka.Â
Saat beberapa korban yang kutanya, saat mereka mengais beberapa benda yang masih terlihat separuh bentuk fisiknya, mereka menjelaskan bahwa semua benda penting seperti leptop, tv, kulkas, ac, ludes terbakar. Kejadian itu terjadi sangat cepat, jadi warga hanya reflek menyelamatkan benda yang terdekat saat itu seperti Hp dan tubuh mereka sendiri. Mereka langsung berlari menyelamatkan diri, bersyukur tidak ada korban yang meninggal dalam kejadian tersebut.
Namun terlepas dari penyebab alasan apapun semua itu terjadi atas kuasa Allah, terlebih di bulan suci ramadhan ini, kita harus berkhusnudzon, mungkin ini memang ujian dari Allah untuk menaikan derajad para korban di mata Allah, karena sejatinya harta benda di dunia ini memang hanyalah sebuah titipan, Allah dapat dengan mudah mengambilnya dari kita kembali, itu bukan hal yang mustahil, karena apa yang di dunia ini tidak ada yang abadi, termasuk juga keluarga kita sekalipun, pasti akan ada saatnya kita akan kembali kepadaNYA. Hanya saja kita tidak mengetahui kapan, jam take off kita untuk berpulang kepadaNYA.
Sangat mudah bagi Allah, kita sebagai manusia hanya bisa sekuat tenaga untuk ikhlas dan sabar dalam setiap cobaan yang diberikan oleh Allah. Bisa jadi saking Allah sayangnya dengan kita, maka diberi cobaan, dan Allah tidak akan memberikan cobaan diluar batas manusia, pasti selalu ada hikmah, dan kepercayaan dari Allah bahwa kita bisa melewati cobaan-cobaan yang diberikan.Â
Asalkan kita selalu berserah diri hanya kepada Allah inshaallah akan dilapangkan hati kita dari segala terpaan di dunia. Apapun kondisi keadaan kita jangan pernah berhenti bersukur, masih banyak yang jauh lebih besar cobaannya dibandingkan kita. Banyak di sana yang sedang berjuang melawan penyakit kronis, banyak diluar sana kehilangan sanak saudara karena kecelakaan, dan lain sebagainya.Â
Apalagi kita yang masih diberi nikmat sehat, dapat melakukan aktivitas, karena nikmat terbesar dalam hidup ini adalah nikmat sehat, bersyukur.. bersyukur.. dan bersyukur... dan jangan lupa untuk saling membantu sebisa kita untuk sekeliling kita, karena kita hanyalah sementara hidup di dunia ini, karena kita tidak mampu hidup sendiri dan pasti akan selalu saling membutuhkan satu sama lain, karena kita sudah diberikan banyak anugrah oleh Allah, maka kita harus tau diri untuk berusaha selalu berbagi.