Tim Kuliah Kerja Nyata Reguler Dari Rumah (KKN RDR) angkatan 77 Tahun 2021 kelompok 131 UIN Walisongo Semarang, sukses mengadakan webinar tentang kesetaraan gender secara virtual, melalui zoom meeting pada Jum’at 29 Oktober 2021.
Dengan pemilihan tema “ Kesetaraan Gender Dalam Dunia Kerja”, diharapkan untuk mengetahui kesetaraan gender yang sebenarnya dalam dunia kerja.
Siti sofiyatun selaku penanggung jawab webinar kersetaraan gender, mengatakan dengan diadakan webinar ini tujuan sebagai solusi atas kesalah pahaman masyarakat mengenai kesetaraan gender dalam dunia kerja, maka dengan adanya webinar masyarakat bisa mengubah pola pikirnya bahwa antara perempuan dan laki-laki memiliki posisi yang sama.
Acara ini dihadiri oleh DPL (Dosen Pembimbing Lapangan) kelompok 131 Muh Syakur, M.S.I. beliau juga memberi sambutan dan apresiasi untuk kegiatan webinar ini. Melalui webinar ini beliau berharap semoga para peserta dapat mengambil ilmu dan menambah pengetahuannya mengenai kesetaraan gender.
“Islam sendiri juga sudah memberikan penjelasan mengenai posisi antara laki-laki dan perempuan,” Imbuh Muh Syakur.
Jalannya acara diawali dengan pembukaan oleh MC, kemudian sambutan, dan dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab yang dipandu langsung oleh MC sekaligus moderator, Siti Sofiyatun Mahasiswa UIN Walisongo.
Narasumber pada webinar kali ini yaitu Doni Irwan, seorang mahasiswa Psikologi Unnes yang juga pernah menjadi Duta Gender Kabupaten Rembang 2018.
Sebelum memasuki acara diskusi dan tanya jawab, narasumber mengajak peserta webinar untuk bermain game yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan singkat seputar kesetaraan gender di aplikasi Quizizz, platform kuis interaktif belajar online.
Doni menegaskan bahwa masih banyak masyarakat yang salah mengartikan seks dan gender, banyak masyarakat yang menganggap bahwa seks adalah bentuk hubungan badan antara suami dan istri. Sedangkan gender adalah perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan.
Dia juga menerangkan masih banyak ketidakadilan gender yang terdapat di lingkungan kerja, misalnya ada pekerjaan yang membutuhkan angkat beban maka mereka menganggap bahwa pekerjaan itu hanya untuk laki-laki. Padahal di luar sana masih banyak perempuan yang mempunyai kekuatan setara dengan laki-laki.