Banten, 28 Oktober 2024 -- Â Rezzy Eko Caraka, seorang dosen di Program Studi S2 Manajemen Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Telkom University (Tel-U), adalah bukti nyata bahwa usia muda bukanlah penghalang untuk menciptakan perubahan besar. Pada tanggal 28 Oktober 2024, bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda ke-96, namanya disebut sebagai "Pemuda Berprestasi dan Inspiratif Bidang Sains dan Teknologi Tingkat Nasional" oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI).
Di panggung megah di Tangerang, Banten, penghargaan itu diserahkan oleh Presiden RI, melalui perwakilan Sekretaris Menteri, Prasetyo Hadi. Dalam sorot lampu dan tepuk tangan yang membahana, ada kilasan perjalanan penuh dedikasi yang mengantarkan Rezzy ke momen ini.
Langkah Kecil Menuju Impian Besar
Rezzy tidak asing dengan deretan penghargaan. Sebagai salah satu dari Top 2% World Scientist versi Stanford dari tahun 2022 hingga 2024, ia telah mengukuhkan dirinya di kancah global. Di usia yang masih di bawah 30 tahun, prestasinya menjadi anomali yang menggetarkan, sebuah pencapaian langka di dunia penelitian ilmiah.
Namun, angka-angka ini hanyalah puncak gunung es dari dedikasi dan kerja keras yang ia lakukan. Dalam wawancaranya, ia menyebutkan data yang mencengangkan: H-Index 22 dengan total 1.766 sitasi di Scopus, dan H-Index 30 dengan 3.714 sitasi di Google Scholar. Angka-angka ini bukan sekadar statistik, melainkan jejak langkahnya dalam menjelajahi dunia ilmu pengetahuan, terutama di bidang Artificial Intelligence (AI) dan Data Sains.
Tidak hanya terhenti pada publikasi ilmiah, Rezzy telah menerbitkan 14 buku sejak tahun 2018. Karya-karya ini bukan hanya rangkaian huruf dan angka, tetapi juga dedikasi untuk membangun literasi statistika dan sains di Indonesia.
Kebanggaan di Balik Dedikasi
Pencapaian Rezzy tidak hanya tentang angka atau buku yang diterbitkan, tetapi juga tentang pengaruhnya. Sebagai pembicara kunci di berbagai konferensi nasional dan internasional, ia membawa nama Telkom University ke panggung dunia. Setiap pidatonya tidak hanya berbicara tentang teori, tetapi juga tentang bagaimana data dapat menjadi alat perubahan.
"Saya harap ke depannya akan ada lebih banyak generasi muda yang menginvestasikan waktu mereka dalam kegiatan positif yang bermanfaat luas," katanya, penuh keyakinan. Kata-katanya menggambarkan sosok yang tak hanya puas dengan prestasi pribadi, tetapi juga memiliki misi untuk menyebarkan inspirasi.
Sebagai seorang data scientist, ia melihat data bukan hanya sebagai angka-angka mati, tetapi sebagai peluang untuk menciptakan solusi yang membawa dampak nyata. Di balik layar komputer, ia bekerja dengan tekun, mengolah data menjadi alat untuk mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs).