Semenjak virus corona masuk ke Indonesia, seluruh warga mulai melakukan karantina mandiri (self quarantine), Selama 14 hari guna mengurangi penyebaran virus. Bukan hanya itu seluruh kegiatan pun sebisa mungkin dilakukan didalam rumah atau dikerjakan dari rumah (work from home).
Salah satu kegiatan yang menerapkan Work From Home (WFH) adalah kegiatan belajar mengajar dimana seluruh aktivitas di sekolah dan kampus, dilakukan secara daring melalui aplikasi aplikasi video call, seperti zoom, google meet, dan skype.
Sayangnya metode daring ini dirasa tidak lebih baik, dibandingkan dengan metode tatap muka langsung, terutama untuk para mahasiswa tingkat akhir yang sedang menyusun skripsi ataupun tugas akhir.
Mereka merasa metode ini menyulitkan mereka, disaat ingin melakukan bimbingan, hal ini dikarenakan banyaknya kendala yang terjadi saat melakukan bimbingan online, menurut salah satu mahasiswa Univeristas Diponegoro (UNDIP), bimbingan yang dilakukan secara online dirasa kurang efesien, terutama untuk respon yang diberikan oleh dosen
"Yang paling sering dosennya cuek banget, ngasih bimbingan by email doang, jadinya semisal ada revisi -- revisi penjelasannya kurang, abis itu dosen slow respon, komunikasinya rada kurang lah" Ujar Nabila, Mahasiswa UNDIP.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H