Proses pembelajaran di kelas tidak lepas dari kegiatan menulis. Menulis menjadi salah satu keterampilan yang harus dikuasai siswa untuk mendukung proses belajar mereka.Â
Sayangnya tidak semua siswa terampil menulis. Tidak jarang siswa menganggap kegiatan menulis itu membosankan. Ada juga yang enggan untuk menulis lantaran susah untuk mencari ide atau kebingungan cara untuk memulainya. Hal ini membuat guru kewalahan saat memberikan tugas menulis kepada para murid terutama saat menghadapi murid yang sudah kalah sebelum bertanding. Oleh karena itu, guru harus mengatur strategi untuk membuat anak bersemangat menulis.
Keterampilan menulis tentu tidak datang dengan instan. Anak yang berbakat menulis pun perlu berlatih agar dapat menulis dengan baik. Supaya terlatih menulis, guru dapat mengadakan kegiatan menulis cepat (quick writes).Â
Pertama, guru harus menyiapkan beberapa tema sederhana yang familiar untuk peserta didik  misalnya tentang hobi, liburan, makanan, dan lain sebagainya. Setelah memberikan satu tema, guru menyuruh para siswa untuk menuliskan apa saja namun tetap harus berkaitan dengan tema tersebut.Â
Karena ini merupakan kegiatan menulis cepat, maka guru harus membatasi waktu misalnya 1 atau 2 Â menit. Setelah siswa menulis selama waktu yang telah ditentukan tersebut, para siswa dapat menghitung jumlah kata yang mampu mereka tuliskan.Â
Kemudian guru memberikan satu tema lain, lalu murid menulis sesuai tema dengan batasan waktu yang sama. Setelah itu, anak-anak dapat membandingkan jumlah kata dari tulisan yang pertama dengan yang kedua. Biasanya anak-anak merasa puas dan bangga jika mampu menulis lebih banyak pada kesempatan yang kedua.
Selain menghitung jumlah kata, guru juga dapat meminta anak-anak untuk membagikan yang mereka tulis. Anak-anak dapat membacakan untuk seluruh kelas, membacakannya di kelompok kecil atau mebacakan untuk salah satu teman yang ada di dekatnya. Hal ini dapat membuat mereka lebih percaya diri dan terbiasa untuk membagikan hal yang mereka tulis.Â
Guru juga dapat memberikan umpan balik terhadap pekerjaan siswa. Siswa lain juga dapat terlibat dengan memberikan komentar terhadap tulisan yang dibacakan. Tidak hanya agar terjadi interaksi antar siswa, tetapi juga agar siswa dapat belajar untuk menghargai hasil pekerjaan teman dan memberi saran bagi temannya.
Setelah anak-anak terbiasa dengan kegiatan menulis cepat, guru dapat memberikan tambahan kriteria misalnya tulisan harus mempunyai kalimat utama, menggunakan kata sambung, mengandung kata berimbuhan, dan sebagainya.Â
Selain itu, guru juga dapat mengintegrasikan kegiatan menulis cepat ini dengan topik-topik yang lain termasuk menyesuaikan dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Kegiatan menulis cepat ini juga dapat digunakan sebagai langkah awal untuk tugas menulis yang lebih berat. Dengan cara seperti ini, para siswa berlatih untuk mengembangkan ide dan menuliskannya sesuai kriteria bahkan di waktu yang singkat.
Nah, teknik menulis cepat ini patut dicoba oleh guru di semua jenjang pendidikan. Selain membiasakan peserta didik untuk menulis, kegiatan ini juga menjadi sebuah laithan bagi para siswa untuk berpikir dengan cepat dan fokus pada tema yang diberikan lalu menuangkan pikirannya tersebut dalam bentuk tulisan.Â