Mohon tunggu...
Elina A. Kharisma
Elina A. Kharisma Mohon Tunggu... Guru - Berbagi hal baik dengan menulis

Seorang kutu buku dan penikmat musik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Guru Kelas Vs. Tutor Privat

10 Maret 2018   13:32 Diperbarui: 10 Maret 2018   13:36 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (pixabay)

Sudah menjadi hal yang biasa bagi kebanyakan orang tua di Indonesia memberikan pelajaran tambahan untuk anak-anaknya agar meraih prestasi akademis yang lebih baik. Ada orangtua yang memasukkan anak-anaknya ke lembaga bimbingan belajar tetapi ada juga orangtua yang memilih untuk mendatangkan tutor ke rumah untuk memberikan pendampingan belajar secara privat. Nah, tahukah Anda kadang kala terjadi "ketegangan" secara tidak langsung antara guru kelas dengan tutor privat? Bagi yang mengajar sebagai tutor privat sekaligus guru di sekolah tentu ada hal-hal yang membuat kedua tugas ini menjadi dilematis.

Orangtua terkadang memberikan ekspektasi yang tinggi kepada guru privat karena mereka memang dihadirkan untuk membantu anak belajar. Oleh karena itu, jika anak masih mendapat nilai yang kurang memuaskan, orangtua kerap kali menyalahkan tutor. Tutor yang hanya menghadapi seorang anak seharusnya mampu mengajar dengan lebih baik. Akan tetapi di sisi lain, tutor juga menganggap dirinya hanya mendukung belajar anak. 

Seharusnya gurulah yang bertanggung jawab penuh terhadap pemahaman anak akan materi pelajaran. Apalagi guru mempunyai waktu lebih banyak dibandingkan waktu yang dipunyai tutor untuk mengajar anak tersebut di rumah. Tutor pun tidak jarang mempertanyakan kemampuan guru saat menjumpai anak yang tidak mengerti dengan hal yang diajarkan. 

Lalu tugas mendampingi belajar pun menjadi lebih berat karena harus memastikan anak mengerti konten yang diajarkan, menyelesaikan pekerjaan rumahnya, serta siap untuk menghadapi ujian lalu mendapat nilai yang memuaskan. Dengan adanya ekspektasi yang tinggi, tidak jarang tutor pun membantu anak belajar secara total agar nilai anak yang diajarnya mendapat nilai yang baik. Selain itu, jika anak mendapat nilai yang baik maka orangtua pun akan senang.

Jika dilihat dari sudut pandang guru, tentu anak akan belajar dengan lebih baik jika mendapat dukungan belajar dari rumah. Akan tetapi dukungan belajar ini tidak selalu diwujudkan oleh orangtua dengan cara mencarikan tutor untuk anak-anak. Namun, orangtua dengan kondisi ekonomi menengah ke atas akan cenderung untuk mendatangkan tutor atau menyuruh anak-anak mereka bergabung dengan lembaga bimbingan belajar.

 Hal ini juga dikarenakan keterbatasan waktu yang mereka punyai akibat tingkat kesibukan yang tinggi. Sayangnya, ada tutor yang berlebihan dalam mendampingi anak belajar. Anak yang dibantu tutor secara berlebihan biasanya hasil pekerjaan rumahnya sangat jauh lebih baik dibandingkan dengan tugas yang dikerjakan di sekolah. Guru pun menganggap hasil pekerjaan anak tidak otentik karena tidak benar-benar menggambarkan kemampuan siswa. Ada juga anak yang tidak sepenuhnya mengerti dengan hal yang mereka kerjakan bersama tutor. 

Meskipun nilai anak tersebut baik, namun guru mempertanyakan tentang sejauh mana upaya anak itu dalam mengerjakan tugas. Wajar saja, jika ada guru yang enggan memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah karena anggapan bahwa ujung-ujungnya tutorlah yang akan mengerjakan sebagian besar tugas itu. Tutor pun dianggap sebagai pihak yang mengambil alih tugas yang seharusnya dikerjakan oleh siswa.

Nah, itulah kira-kira hal-hal yang dilematis bagi guru dan tutor privat. Dengan melihat kenyataan ini, orangtua yang mempercayakan seorang tutor untuk membantu anaknya belajar seharusnya memberikan pemahaman pada anak. Anak perlu paham bahwa dialah yang bertanggung jawab terhadap pembelajaran mereka. Di sekolah mereka harus memperhatikan pengajaran guru dengan baik. Di rumah, tutor hanya mendampingi seperlunya saja agar anak tidak bergantung pada tutor. Tutor juga harus menyadari sejauh mana mereka memfasilitasi dan mendampingi anak di rumah agar anak juga punya kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya. Sedangkan guru juga harus cermat dalam memberikan pekerjaan rumah. Pekerjaan rumah sejatinya tidak mendapat presentase yang besar dalam penilaian namun untuk mengulang materi sehingga jika menemui anak yang dibantu tutor secara berlebihan, guru tidak perlu khawatir terhadap performanceanak yang sebenarnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun