Mohon tunggu...
Prof. Hendry I. Elim
Prof. Hendry I. Elim Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan Peneliti

Prof. H. I. Elim, a Simple Physicist with 3 main writing issues: [1]. Creative and Innovative Intellectual Educator; [2]. Freedom of Innovation works (Kerja Merdeka Berkreasi), and [3]. Amazing Natural Resources of Indonesia Archipelago. Prof. Elim is originally a creative, innovative, and disruptive Indonesia physicist .

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Guru Sabar dengan Penuh Kasih: Mendidik Sambil Mengembangkan Riset

12 Juli 2023   16:41 Diperbarui: 13 Juli 2023   10:30 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber pribadi). Ilustrasi riil Guru yang Sabar dengan Penuh Kasih

GURU Sabar dengan Penuh KASIH: Mendidik sambil Mengembangkan Riset
12 Juli 2023
Prof. Hendry Izaac Elim, Ph.D
Ilmuan Fisika Indonesia, Pattimura university

Bagaimana seorang Guru (Educator) dapat bertanggung-jawab terhadap didikannya? Bagaimana murid-murid yang dididik seorang Guru pantas belajar dan setia pada gurunya (anointed Educator)? Apa sih jenis interaksi antara Guru dan para murid sehingga sambil belajar ilmu dasar (basic sciences) juga dapat mengembangkan riset tentang ilmu tersebut (advancing wisdom and knowledge)?

Ketiga pertanyaan di atas merupakan hal utama (premier questions) yang perlu dipertanyakan oleh setiap orang tua, terutama para pendidik yang terpelajar (educator/scholar) dan orang tua para murid yang anak-anaknya akan dikirim ke sekolah hingga ke jenjang perguruan tinggi.

Seperti sumber air yang tawar akan mengaliri air mineral yang rasanya tawar, dan sebaliknya sumber air laut yang asin akan juga menghasilkan garam.

Makna pepatah tersebut adalah bahwa guru yang berintegritas tinggi, bertanggung jawab, sabar dan bermoralitas baik dan sederhana akan menghasilkan para murid yang bijaksana.

Sebaliknya pendidik yang tidak memiliki integritas atau apa yang diajarkan berbeda dengan hidupnya, maka akan menghasilkan murid-murid yang bimbang dan bingung dalam menentukan masa depan mereka.

Kenyataan manusia yang hidup di abad 21 ini, telah terjadi pergeseran cara berpikir (mind shifted-system) dari yang paling tradisional (traditional mind) atau cara pikir tingkat budaya lokal dan adat istiadat lelehur (inherited mind) menjadi pola pikir berbasis sains dan teknologi (mind based on science and technology).

Contoh yang riil adalah cara menjalin komunikasi keluarga yang tadinya dari rumah ke rumah, zaman sekarang udah lewat handphone (HP) ke HP atau lewat koneksi internet di computer ke computer lainnya lewat jaringan satelit.

Guru (educator) dengan sendirinya tidak akan bisa meningkatkan kemampuan para murid didikannya jika ia sendiri tidak berkualitas khususnya integritas dalam memahami sains dan teknologi yang sangat menunjang kebutuhan sehari-hari manusia dalam pengembangan bahan makan/pangan, kebutuhan sandang seperti sistem komunikasi, kendaraan (transportation) dan perumahan, maupun mobilitas internasional berupa tol udara (air highway, URL/link: Elim (kompasiana)), dan eksploitasi planet di luar bumi.

Para murid (students) yang merupakan anak-anak dari para orang tua (parents) yang berkualitas terutama yang orang tuanya suka belajar (long life learners) selalu berorientasi kehidupan yang lebih baik terutama pada keluarganya masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun