Mohon tunggu...
Prof. Hendry I. Elim
Prof. Hendry I. Elim Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan Peneliti

Prof. H. I. Elim, a Simple Physicist with 3 main writing issues: [1]. Creative and Innovative Intellectual Educator; [2]. Freedom of Innovation works (Kerja Merdeka Berkreasi), and [3]. Amazing Natural Resources of Indonesia Archipelago. Prof. Elim is originally a creative, innovative, and disruptive Indonesia physicist .

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Taat Guru: Menentukan Kesuksesan atau Kegagalan

6 Juni 2023   12:17 Diperbarui: 8 Juni 2023   07:24 4573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber (data pribadi hasil melayani): Momen yang sangat menyentuh di Kecamatan Leksula yang terdiri dari 19 Desa, di Kabupatan Buru Selatan.

Kami bersahabat dengan para murid terbaik dari seluruh bumi tanpa batas perbedaan agama, suku, ras, maupun warna kulit dan budaya.

Satu hal yang menarik dari para murid asal Cina, mereka masih jauh lebih muda dari kami dan baru lulus S1 di China, langsung dapat beasiswa riset (NUS research scholarship).

Meskipun mereka masih seumur jagung di dunia riset, mereka punya budaya rajin/bekerja tidak mengenal waktu/uang dan juga taat pada Guru/Dosen mereka. Sehingga banyak atau sebagian besar dari mereka sukses langsung masuk Ph.D qualifying exam atau program pascasarjana Dr./PH.D (Doctor of Philosophy) tanpa S2 (M.Si/M.Sc).

Di samping itu, kami juga seangkatan program PH.D of Physics by research dari seluruh bumi, saya sendiri satu satunya yang pertama dari Indonesia, maupun ada mahasiswa pascasarjana dari negara Asia lainnya seperti: India, Malaysia, Bangladesh, Pakistan, Iran dan Srilangka.

Singkat cerita karena para mahasiswa Malaysia yang selalu menganggap mereka lebih pandai dari supervisor/dosen pembimbing, mereka bisa publikasi hasil kerjaan riset mereka sendiri tanpa supervisor mereka. Tetapi mereka gagal S3 mereka, dan harus melarikan diri (Karena jika tidak selesai S3, harus ganti rugi beasiswa NUS) ke negara lain dan berhasil peroleh Dr/PH.D dari negara Australia atau Inggris.

Ada juga beberapa mahasiswa India dan Bangladesh yang merasa lebih pandai dari supervisor mereka, mereka membuktikan bahwa diri mereka sendiri mampu published di top journals, seperti Applied Physics Letters. Hanya saja setelah Dr thesis mereka di-review keluar oleh Profesor lain, thesis mereka dinilai external review hanya bisa dapat M.Sc.

Hal ini merupakan pelajaran penting bahwa, ketaatan pada Guru/Supervisor sangat menentukan koreksi keterbatasan para murid yang sering menganggap diri lebih bijaksana dari pembimbingnya.

Semoga kesaksian sederhana ini memberi hikmat kepada sahabat disekitar kita, khususnya para murid yang masih punya harapan bangsa kdi abad 21 yang modern ini untuk lebih menghargai guru dan taat pada guru.

Doa dan pikiran serta hati kami yang melayani kiranya dapat menyertai saudara/saudari sekalian sebangsa dan setanah air Indonesia.

Your friend,

Hendry, a simple Indonesia physicist from the east.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun