Mohon tunggu...
Prof. Hendry I. Elim
Prof. Hendry I. Elim Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan Peneliti

Prof. H. I. Elim, a Simple Physicist with 3 main writing issues: [1]. Creative and Innovative Intellectual Educator; [2]. Freedom of Innovation works (Kerja Merdeka Berkreasi), and [3]. Amazing Natural Resources of Indonesia Archipelago. Prof. Elim is originally a creative, innovative, and disruptive Indonesia physicist .

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Taat Guru: Menentukan Kesuksesan atau Kegagalan

6 Juni 2023   12:17 Diperbarui: 8 Juni 2023   07:24 4573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber (data pribadi hasil melayani): Momen yang sangat menyentuh di Kecamatan Leksula yang terdiri dari 19 Desa, di Kabupatan Buru Selatan.

Stereotip guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, bukanlah pengakuan atau penghargaan biasa atau sekedar basa-basi semata, dalam kenyataannya memang benar adanya.

Secara hukum guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa belum ada di negera hukum Indonesia. Sehingga kata stereotip guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa yang kesannya agak negatif menjadi paradoks atau fenomena karakter dan kehormatan guru di Indonesia.

Jasa dan keberdaan guru dalam mendidik warga negara suatu negara besar seperti Indonesia sangat diperlukan untuk meraih kemajuan bukan saja dalam kualitas pendidikan tetapi juga moral dan karakter pendidiknya, yang pada akhirnya menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang berkualitas dan diakui dunia.

Dengan demikian bangsa yang besar ini memerlukan para guru yang memiliki integiritas tinggi (excellent integrity teachers) atau guru yang mengajar dengan hati yang bersih dan murni serta berpengetahuan hikmat yang benar.

Kondisi ini setidaknya dapat didalami lebih jauh di Kawasan Indonesia bagian timur termasuk Papua, Maluku dan NTT, merupakan kawasan yang mengalami perkembangan pendidikan terendah di seluruh Indonesia. Untuk itu diperlukan usaha yang pintar dan tepat guna agar lebih efektif dalam menjangkau daerah yang sebagian besar terdiri dari daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T).

Hal ini diperparah oleh kondisi keterbatasan ekonomi, transportasi laut dan udara, serta kurangnya kualitas guru, dan keadaan kesehatan masyarakatnya yang masih tertinggal.

Oleh sebab itu, sebagai para ilmuan sains fisika sederhana dari timur, kami harus dapat berkontribusi buat Negara Indonesia yang tercinta ini.

Dalam berkontribusi dalam dunia pendidikan yang rumit dan tertinggal di daerah 3T tersebut, berikut sebuah ilustrasi sederhana sesuai pengalaman kami dalam berjuang menggapai cita-cita bangsa dari timur Indonesia.

Kesaksian ketika saya belajar S3 di jurusan Fisika NUS, Singapura, sekira tahun 2001-2005 sebagai sebuah ide implementasi untuk membangun pendidikan daerah3T yang tertinggal yaitu melalui ketaatan belajar pada para guru kami terdahulu yang telah banyak berkorban baik tenaga, pikiran maupun anggaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun