Mohon tunggu...
eli kristanti
eli kristanti Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Inggris

suka fotografi dan nulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tahun Baru dan Kebangsaan Kita

5 Januari 2024   23:04 Diperbarui: 5 Januari 2024   23:05 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir tahun lalu (2023) umat Kristiani merayakan Natal. Di tempat saya, setiap gereja dijaga oleh beberapa orang polisi, TNI dan anggota Banser. Terlepas dari apapun juga, kita semua menginginkan ibadah berjalan dengan lancar dan tidak ada gangguan. Bagiamanpun sebagian dari kita masih traumatic dengan pengeboman rumah ibadah saat Natal, yang tidak hanya merusak rumah ibadah, membuat beberapa orang terluka, tapi juga merusak hubungan baik satu agama dengan agama lain.

Meski tidak menyangkut Natal, tapi pengeboman tiga gereja di Surabaya pada hari Minggu pagi tahun 2018 menjadi contoh luka yang begitu memilukan karena terjadi saat umat Kristiani Tengah dan selesai beribadah. Setelah tiga bom itu ada dua bom lagi di Surabaya dan Sidoarjo, di pemukiman dan Polwiltabes Surabaya.

Relasi antar umat beragama di Indonesia, sejatinya banyak dipuji oleh banyak orang di dunia. Bagaimana tidak, Begitu banyak perbedaan yang menjadi takdir bangsa ini terutama perbedaan karena etnis, keyakinan, warna kulit sampai bahasa, namun kitab isa disatukan dalam satu bangsa.

Tidak mudah mengelola rasa kebangsaan dengan perbedaan yang begitu banyak. Di beberapa negara, mereka gagal mengelola perbedaan, meski etnis mereka hanya dua atau tiga. Atau perbedaan yang disebabkan agama atau keyakinan. Mereka saling membenci bahkan membunuh . meski beberapa berhasil mengelola perbedaan itu, namun banyak negara gagal menyelaraskan perbedaan itu.

Sejak Indonesia bernama Nusantara, pengelolaan perbedaan ini memang punya tantangan tersendiri. Namun nilai-nilai budaya dan sifat bangsa kita begitu lentur dan agak berbeda dengan negara lain. Sehingga keudian the founding fathers mengambil nilai-nilai itu menjadi filosofi bangsa yang disebut Pancasila. Pancasila inilah harus diakui sebagai bemper kebangsaan kita yang paling kuat  melawan apa saja.

Karena itu, kita punya kewajiban untuk memperbaiki relasi antar umat beragama di Indonesia. Salah satunya disebabkan oleh aktifnya propaganda kelompok radikal terorisme di media online yang akhirnya melahirkan disharmoni. Karena itu pada tahun baru ini kita masih punya kesempatan untuk memperbaiki apa yang sudah terjadi dengan saling menghargai dan menempatkan filosofi kebangsaan kita sebagai dasar segala sikap dan perkataan kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun