Mohon tunggu...
eli kristanti
eli kristanti Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Inggris

suka fotografi dan nulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hijrah dan Kinerja yang Berubah

22 Juli 2023   19:12 Diperbarui: 22 Juli 2023   19:20 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nabi Muhammad pernah mengalami hal-hal yang sulit ketika hidup di Mekkah. Setelah 13 tahun berdakwah di Mekkah dengan harapan warga Mekkah yang dicintainya itu dapat percaya kepada Allah SWT. Namun hal itu ternyata jauh dari harapan. Karena ternyata mereka lebih menghargai keinginan mereka sendiri dibanding dengan keinginan sang Nabi terakhir.

Mereka malah tak segan memberi hinaan, cercaan, ancaman pembunuhan kepada umat islam mula-mula. Pada suatu bagian, Nabi juga merasa tidak bisa tidur dengan nyenyak. Sekelilingnya penuh pertikaian dan pertentangan tiada henti. Terlebih beliau telah ditinggalkan oleh istri pertamannya, Siti Khadijah.

Lalu, beliau berencana hijrah atau pindah untuk mendapatkan sarana dan prasarana yang lebih baik dibanding di Makkah. Akhirnya Allah SWT menyuruh Nabi Muhammad SAW untuk pindah ke kota baru yaitu Thaibah yang kita kenal dengan Madinatul munawwarah saat ini.

Hijrah ini bermakna sangat dalam bagi Nabi sendiri maupun umat Islam. Dengan hijrah nabi menunjukkan bagaimana kita kita harus membela kebenaran dan kesucian agama secara total.  Tentu saja hijrah yang diambil karena merupakan pembedaantara yang haq dan bathil. Meninggalkan kekacauan menuju ke hal yang baik dan beruna bagi sesama dengan aturan-aturan yang membuat umat dan lingkungan menjadi lebih baik.

Bagi Umat muslim di Indonesia, banyak hal yang bisa dilakukan jika kita menselaraskan dengan konteks kebangsaan kita sekarang ini. Kondisi kita harus segera ditata di diperbaiki karena masih banyak hal yang belum tertata dengan baik. Baik dari segi pendidikan, segi kesehatan, segi pemerintahan dll.

Kita tidak perlu sepenuhnya menyalahkan pemerintah sekarang untuk hal-hal yang belum bisa tercapai pada masa kini. Hijrah dalam diri masing-masing umat muslim adalah sikap dan perilaku yang lebih baik dan berguna bagi sekitar.

Jika dulu prestasi kita belum baik dalam bekerja karena prespektif kerja yang salah, maka kini kita harus memperbaikinya dengan kinerja yang baik. Khususnya dengan hadirnya tahun yang baru diharapkan muncul semangat baru, suasana dan lembaran baru, dalam memaknai hijrah Nabi untuk diterapkan semangatnya di era saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun