Mohon tunggu...
eli kristanti
eli kristanti Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Inggris

suka fotografi dan nulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kesetiakawanan dan Menjaga Kerukunan

17 Desember 2017   03:24 Diperbarui: 17 Desember 2017   06:19 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: radarbangka.co.id

Kita tahu bersama bahwa perbedaan suku, agama, ras dan ide adalah perbedaan yang kakekatnya adalah kekayaan bagi bangsa. Perbedaan itu harus tetap disadari, dimengerti kemudian dijaga dan dipertahanakan nilai kesatuan dan persatuannya.Dalam konteks ini semua pihak punya kewajiban untuk saling menghormati satu sama lain.

Desember adalah momentum tepat untuk membangkitkan rasa kebersamaan kita sebagai bangsa dan majemuk, yang berdaulat dan bersatu. Karena Desember adalah bulan dimana kita akan melangkah ke tahun berikutnya yang akan berbeda tantangannya dengan saat ini.

Kemajemukan Indonesia adalah takdir yang kemudian menjadi energi perjuangan besar dalam memenangkan perlawanan terhadap penjajah.  Kita menjadi bangsa yang bersatu teguh mengusir penjajah dari bumi nusantara, hingga kemerdekaan itu berhasil kita rebut pada 17 Agustus 1945.

Karena itu setelah 72 tahun kita merdeka, tugas kita untuk merawat nilai-nilai persatuan dengan mengelola perbedaan di tengah masyarakat. Kini kita saatnya untuk merenungkan kembali semangat kebersamaan dalam prespektif membangun kerukunan bangsa yang seakan semakin luntur.

Membangun solidaritas kelompok harus diberi nilai positif dengan tetap berada di dalam bingkai persatuan nasional. Roh solidaritas harus tetap ada dan dilestarikan sebagai rasa kesetiakawanan sosial baik sebagai warga kampung, kota ataupun bangsa dari sebuah negara. Ini sebenarnya sudah terjadi di negara kita sejak lama dan hanya mungkin terjadi bila kelompok yang satu menghargai kelompok lain yang berbeda. .

Menggali nilai kesetiakawanan di tengah perbedaan merupakan upaya mengukuhkan kodrat manusia sebagai mahluk sosial yang mengandung misi untuk menciptakan tatakehidupan yang sejahtera, aman, tentram dan damai sebagai kebutuhan dasar manusia. Hal ini hanya mungkin tercapai jika kesadaran mengenai kodrat manusia sebagai mahluk sosial diejawantahkan melalui perilaku sosial yang menggali nilai-nilai kesetiakawanan dengan mengedepankan prinsip kebersamaan dan kemanusiaan.

Berinteraksi sosial dari titik persamaan di tengah perbedaan adalah aktualisasi kebersamaan membangun bangsa dan negara. Moral kebersamaan yang diinginkan antara lain, hilangnya rasa iri hati, dengki dan kecurigaan antarsesama komponen bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun