Bagian terbesar dari umat beragama adalah orang-orang pecinta damai yang ingin mengabdikan dirinya melalui penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan demi keberlangsungan dirinya, keluarga, bangsa dan negaranya. Ini yang paling banyak diikuti oleh para pemeluk agama- apapun agamanya-.
Tapi disisi lain ada wajah agama yang ditampilkan sebagian kecil penganutnya sebagai agama yang galak, tak mau peduli perbedaan , selalu berkonflik dan sangar. Tampilan ini bisa terjadi antar umat beragama maupun dalam satu agama tapi pada aliran yang berbeda. Ini cenderung dijadikan sebagai sumber pertikaian yang sering tak berujung. Melihat realita itu, dialog dan perbincangan peran agama untuk perdamaian negara dan dunia tetap saja relevan sampai sekarang ini.
Kita tahu bersama bahwa kekerasan dan terorisme sering dilakukan kelompok radikal atas nama agama. Kenyataan itu tak bisa diterima oleh mayoritas pihak dan agama manapun. Seperti disinggung di awal tulisan ini bahwa semua umat beragama mengajarkan dan menjunjung tinggi  perdamaian .Â
Dari Muslim, Kristiani, Hindu, Budha semuanya bertanggung jawab atas perdamaian. Selain itu masing-masing umat beragama tersebut harus memperkuat sikap saling menghormati dan hidup berdampingan secara damai.
Seorang mantan Perdana Menteri Spanyol, Jose Luis Rodrigues Sapatero mengungkapkan bahwa agama itu hampir sama dengan ideologi politik yang dapat menimbulkan fanatisme dan radikalisme. Fanatisme adalah satu pandangan sempit dalam melihat agama.
Menurutnya, orang yang fanatik agama, mempercayai bahwa hanya mereka yang benar dan memegang kebenaran mutlak. Mereka tidak mau mendengar kebenaran dan pandangan orang lain.
Disinilah Sapatelo menekankan bahwa peran pemimpin agama sangat penting untuk dapat memberi pengertian kepada umat soal ajaran agama yang benar dan tidak sempit. Semua agama toh mengajarkan menghargai , menghormati orang lain dan nyawa orang yang berbeda agama sekalipun.Â
Karena itu, dengan spirit ajaran agama yang benar dan terbuka, harus ada cara untuk terus menerus bisa berdialog. Dialog dipercayai banyak pihak dapat menjadi jembatan terbaik untuk bisa salaing memahami. Dalam bahasa gaulnya, yuk kita ngobrol. Jadi semua agama dan budaya harus terbuka untuk dialog. Dengan begitu akan tercipta perdamaian di bangsa kita, negara dan dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H