Mohon tunggu...
Eli Halimah
Eli Halimah Mohon Tunggu... Guru - open minded

guru

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketiadaan yang Hilang

7 Maret 2024   20:23 Diperbarui: 7 Maret 2024   20:31 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kadang kita merasa cukup mafhum dengan dentuman mimpi yang membomnardir alam bawah sadar. Nyatanya kita hanya mampu membaca satu dua larik aksara yang ramai mengisi rongga kepala.

Sebagian besarnya, kita hanya mencoba menghibur diri. Bahwa kita tak cukup piawai mengeja diksi yang terlanjur lepas dari jiwa.

Kadang kita merasa telah cukup setia memangku waktu, detik, menit, jam, dan hari. Dari titik-titik perjalanan, melintasi savana dan lembah kenangan.

Kita tak cukup punya rasa malu, bahwa kita telah menelantarkan beberapa anak harap. Hanya karena kita tak cukup punya alasan untuk mengatakan 'tidak' pada keterpaksaan.

Kadang kita berpikir, persediaan waktu kita masih amat melimpah. Lalu sebahagiannya, kita serahkan pada kemungkinan-kemungkinan yang justru kita pastikan.

Sejatinya, aliran masa tak pernah terbendung raga. Tak kecil, besar, muda, maupun tua. Semoga kita tak berujung dalam genang penyesalan.

Lantas apa yang riuh di kepala kita?

Terkadang itu hanya sebuah tempat persinggahan yang kita paksa menjadi tujuan

Tajuk, Lingkar, 07.03.2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun