Dalam hidup, tak perlu aneh jika kita disambangi oleh masalah. Hidup itu sendiri adalah masalah. Hanya yang hidup yang memiliki masalah. Jika kita bosan dengan masalah, justru itulah masalahnya. Masalahnya bukan terletak pada masalah itu sendiri, tetapi pada diri kita.
Kalau Anda bingung dengan kalimat ini, itu pun masalah. Jadi, tidak perlu protes dengan kalimat saya yang penuh dengan masalah. Sekali lagi saya tegaskan, masalahnya ada pada Anda, bukan saya.
Tak hanya kita manusia, makhluk hidup Allah yang lain pun dihampiri masalah.
Tak percaya?
Tengoklah tanaman dan pepohonon di depan rumah kita. Mereka pun menghadapi masalah. Bedanya, mereka tak pernah protes dengan masalah itu. Mereka mengikuti apa yang telah disunnahkan pada mereka.
Ya iyalah mereka tak akan protes, kan mereka tak bisa bicara dan berfikir.
Nah! Di situlah masalah substansinya. Karena kita sebagai manusia yang diciptakan paling baik, maka kita harus mampu membuktikan tingkat "kebaikan" itu.
Dalam menyikapi masalah yang kadang mampir dalam sejarah hidup kita, ada dua unsur dalam diri manusia yang meresponnya. Dua hal tersebut adalah otak dan hati kita.
Agar dapat menyelesaikan masalah yang muncul, pastikan dulu bahwa kita tidak bermasalah dengan otak dan hati kita.
Jika dalam dua unsur itu, kita masih bermasalah, pasti masalah akan semakin rumit. Masalah Anda pun akan semakin bertambah.
Dari dua unsur itu, otak dan hati, manakah unsur yang bertugas merespon kemunculan masalah?