Terubuk adalah tanaman asli Indonesia. Terubuk merupakan salah satu sumber pangan yang tanamannya sejenis dengan tebu. Disetiap daerah, terubuk memiliki nama yang beragam. Di Jawa Barat, terubuk dikenal dengan sebutan turubuk/tiwu endog.Â
Didaerah lain seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur dikenal dengan tebu endog. Terubuk termasuk kedalam kategori sayuran bunga, karena berdasarkan bagian tanaman yang bisa diambilnya berada didalam kelopak tanaman. Tanaman ini banyak mengandung mineral terutama kalsium, fosfor dan vitamin C. Disisi lain, ternyata masih banyak masyarakat yang belum mengetahui jenis maupun kandungan dari terubuk ini. Sehingga, kalangan masyarakat yang melakukan pemanfaatan terubuk sebagai sumber pangan lokal masih terbatas.
Di Kabupaten Sukabumi tepatnya Sukabumi Selatan, terubuk tumbuh subur dibudidayakan oleh para petani. Sebagai komoditas lokal yang bergizi, potensial, dan fungsional, sangat disayangkan jika terubuk tidak dimanfaatkan dengan baik. Para peminat terubuk masih mengolah terubuk dengan cara biasa dan sederhana, yaitu diolah menjadi sayur. Maka dari itu, perlu adanya inovasi keanekaragaman pangan yang membuat terubuk banyak diminati dan dikonsumsi oleh semua kalangan.
Mahasiswa Program Studi Agribisnis Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI), melalui Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) Kemdikbudristek, berhasil memperkenalkan terubuk ke kancah nasional sebagai komoditas lokal yang potensial, dengan membuat inovasi pangan terubuk. Inovasi pangan yang berhasil diciptakan yaitu, es krim terubuk, bakso terubuk, sosis terubuk dan nugget terubuk.
Selain itu, Program Studi Agribisnis melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MB-KM) Kewirausahaan, mendorong mahasiswa agar bisa mengembangkan inovasi pangan yang telah tercipta sebelumnya.Â
Menurut Nada, S Rahma, dan Eliesa, mahasiswa MB-KM Kewirausahaan Agribisnis, inovasi lain yang berhasil dikembangkan adalah menciptakan varian baru dari es krim dan produk lain yang di produksi, serta jangkauan pemasaran yang meluas, juga mengoptimalkan kandungan dari produk yang dibuat dengan cara menggunakan bahan baku yang berkualitas dan higienis, selain itu menggunakan bahan pelengkap tambahan yang juga bergizi sehingga produk inovasi pangan lolos sertifikasi halal dan uji lab gizi.
Media sosial dimanfaatkan dengan baik untuk memperluas jangkauan pasar dan tempat untuk membangun Personal Branding di era ekonomi kreatif sekarang ini. Dan hasilnya, banyak pengguna media sosial yang tertarik untuk mencoba dan membeli produk inovasi pangan terubuk. Bahkan, tak sedikit orang yang baru mengenal terubuk dan coba untuk mengetahui lebih dalam apa itu terubuk melalui promosi dan iklan yang disebarkan melalui media sosial. Jangkauan mitra kerja samapun turut meluas, mulai dari BKKBN Kab.Sukabumi, Kominfo Kab.Sukabumi, DKP3 Kota Sukabumi, sampai toko kelontong.
Cara lain juga dilakukan untuk mem-branding produk dengan mengikuti bazar-bazar yang dihadiri oleh Walikota Sukabumi dan para petinggi lainnya yang ikut mencoba dan membeli semua produk inovasi pangan terubuk. Alhasil, banjir testimoni dan respon positif dari produk ini.
Dengan terciptanya inovasi pangan terubuk ini, diharapkan terubuk akan menjadi komoditas pangan lokal yang dikenal di kalangan nasional. Serta masyarakat sadar dan mengetahui manfaat dan gizi yang terkandung didalam terubuk sebagai sumber pangan lokal yang berpotensial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H