Apa yang terbesit dalam pikiran anda mendengar kalimat "Sratenane Angel"? Sudah pasti mengernyitkan dahi, "opo kuwi?"
Pertama kali saya mendengar kalimat ini, saya langsung googling mencari makna dari sratenan. Agak susah memang, tidak semuanya menampilkan arti yang sesuai. Saya masih belum yakin dengan arti yang muncul di beberapa tulisan di Google. Kemudian, orang tersebut menjelaskan bahwa kata Sratenan berasal dari kata Srati/Serati, memiliki makna Pawang Gajah.Â
Sraten/Srati sebenarnya juga merupakan nama salah satu desa di daerah Tuntang, Semarang, Jawa Tengah. Jika anda dari arah kota Salatiga yang akan menuju ke Temanggung, anda bisa melewati jalan pintas melalui daerah Tuntang ini. Patokannya adalah pertigaan patung Gajah lalu ambil ke kiri melalui Banyubiru.
Menurut informasi dari Ketua Pusat Studi Budaya Jawa Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) yaitu Dr. Tri Widiarto Soemardjan melalui Media Kita menjelaskan bahwa pada zaman dulu, desa Sraten merupakan tempat istirahat para bangsawan dengan gajah dan Sratinya, gajah adalah alat transportasi pada masa Hindu-Budha pada waktu itu.
Dalam sejarah Desa Sraten, terdapat dua nilai yang bisa diambil. Pertama, Sraten melambangkan toleransi, yaitu kerjasama yang erat antara pemeluk Agama Hindu-Budha waktu itu. Kedua, Sraten melambangkan kemakmuran, yaitu sebagai pusat keramaian dan perdagangan karena Gajah adalah alat transportasi yang mewah pada masanya, dan Srati adalah profesi yang sangat terhormat pada masa Hindu-Budha.
Gajah merupakan hewan liar berukuran besar yang tidak mudah untuk dikendalikan. Tidak semua orang memiliki keahlian untuk menjinakkan gajah. Bahkan untuk mengendalikan gajah yang memiliki tubuh ukuran besar dan tenaga yang kuat, diperlukan orang yang memiliki keahlian khusus. Selain itu, memerlukan adanya pendekatan emosional antara pawang gajah dan gajah.
"Ojo, wong kuwi sratenane angel." (Jangan, orang itu susah dikendalikan)
Nah, jika kalimat itu digunakan untuk mendeskripsikan seseorang, maka banyak makna yang melekat di orang itu. Kata sratenane angel jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia memang agak sulit. Bisa jadi memiliki makna susah untuk dikendalikan, keras kepala, susah dimengerti, dan lain sebagainya.
Setiap orang memiliki karakter dan pribadi yang berbeda-beda. Tidak semua orang juga bisa disrateni dengan cara yang sama. Ada yang perlu kesabaran biasa, ada juga yang lebih ekstra. Ada orang yang merasa tidak perlu untuk disrateni, karena dia bisa mengurus dirinya sendiri. Sebagai contoh, seorang anak yang cenderung sratenane angel, hanya bisa disrateni oleh orang tuanya sendiri. Karena orang tua lebih tahu kepribadian dan tingkah laku dari anak itu, lebih memahami sifatnya.
"Bisa ngrangkani kudhi = bisa momong wong kang angel banget sraten-sratenane."
Paribasan (peribahasa) di atas adalah salah satu peribahasa dari bahasa Jawa. Kalau dalam bahasa Indonesia artinya bisa mengerti/memahami orang yang susah untuk dikendalikan/keras kepala. Mungkin kurang lebihnya seperti itu.