Ketika anak-anak saya masih kecil, keinginan untuk selalu bersama mereka adalah hal yang tidak bisa saya tawar. Melihat senyum mereka di pagi hari, menemani mereka bermain, dan merasakan momen-momen berharga tumbuh bersama adalah impian setiap ibu, termasuk saya. Namun, di sisi lain, kesempatan untuk memulai bisnis travel agent juga tidak bisa saya abaikan. Saya sudah memiliki jaringan klien yang siap untuk bekerja sama, dan peluangnya sangat besar.
Sebagai seorang ibu muda, ini menjadi dilema yang tidak mudah. Di satu sisi, saya sangat ingin memanfaatkan peluang besar yang sudah ada di depan mata untuk memulai bisnis. Namun, di sisi lain, saya tidak bisa mengabaikan rasa khawatir yang muncul ketika memikirkan anak-anak. Saat ini, kita sering mendengar berita yang mengerikan tentang kasus-kasus yang melibatkan anak, yang membuat saya semakin merasa berat untuk meninggalkan mereka.
Setelah berpikir matang, saya akhirnya mengambil keputusan yang tidak mudah---memulai bisnis travel agent sambil tetap mengasuh dua anak kecil. Itulah mengapa saya bertekad untuk menciptakan lingkungan kerja yang juga ramah anak. Saya menyulap kantor saya menjadi tempat yang nyaman, bukan hanya bagi saya, tetapi juga bagi anak-anak saya. Ada kamar khusus untuk mereka bermain dan beristirahat, ruang meeting kecil untuk bertemu klien, serta kantor operasional yang efisien namun tetap terasa homey. Dengan begitu, saya bisa menjalankan bisnis sekaligus mengawasi anak-anak, bahkan bisa makan siang bersama mereka setiap hari.
Saya tetap mempekerjakan seorang pengasuh anak (baby sitter) agar bisa membantu menjaga anak-anak. Namun, berbeda dengan kebanyakan ibu bekerja, saya memilih untuk membawa mereka ke kantor. Dengan cara ini, saya tetap bisa mengawasi mereka langsung, memastikan mereka aman, sambil tetap menjalankan bisnis yang saya bangun.
Seiring berjalannya waktu, anak-anak saya tumbuh dewasa, bahkan ada yang telah menikah. Saya bersyukur bahwa keputusan saya waktu itu membuahkan hasil yang baik. Tidak hanya bisnis travel agent saya yang masih berjalan dengan baik hingga saat ini, tetapi juga hubungan saya dengan anak-anak yang tetap dekat dan penuh kasih.
Kuncinya hanya satu, fokus !
Jadi kalau banyak orang bilang sulit mendapatkan balance jika berkarier dan mengurus keluarga, menurut saya itu karena ada issue atau aktifitas  lain yang terselip diantaranya.Â
Jadi, bagaimana dengan Anda, para ibu? Apakah Anda siap untuk menjalani tantangan ini dan meraih peluang yang ada, sambil tetap menjalani peran sebagai seorang ibu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H