Mohon tunggu...
Elica Alvionita
Elica Alvionita Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Saya hanya seorang mahasiswa akhir yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perspektif Sosiologi Sastra: Membedah Legenda Ratu Agung

24 Mei 2024   17:57 Diperbarui: 24 Mei 2024   18:43 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Karya sastra adalah cerminan dari imajinasi dan kreativitas pengarang yang memiliki kekuatan untuk mendidik pembacanya dan membantu mengarahkan mereka menuju kesempurnaan hidup. Oleh karena itu, penelitian terhadap karya sastra dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai sosial dan budaya dalam masyarakat.

Dalam artikel ini, kita akan membahas "Legenda Ratu Agung," sebuah cerita rakyat dari Sumatra Selatan yang berlatar belakang sejarah perjuangan melawan kolonialisme Belanda. Pendekatan sosiologi sastra digunakan untuk mengungkap berbagai masalah sosial dan nilai-nilai yang terkandung dalam legenda ini.

Legenda Ratu Agung

Legenda Ratu Agung adalah cerita rakyat yang berasal dari Sumatra Selatan dan berlatar pada saat Belanda hendak menduduki Palembang. Kisah ini menggambarkan bagaimana kolonialisme Belanda menggunakan berbagai cara licik untuk memenangkan pertempuran dan menguasai Palembang. Selain itu, cerita ini juga menampilkan seorang pahlawan wanita, Ratu Agung, yang berani melawan penjajah untuk mempertahankan tanah airnya.

Masalah Sosial dalam "Legenda Ratu Agung"

Cerita rakyat ini menyajikan berbagai bentuk masalah sosial yang relevan dengan kajian sosiologi sastra. Beberapa masalah sosial yang dapat diidentifikasi antara lain:

1. Kejahatan

Kejahatan yang terjadi dalam cerita rakyat "Legenda Ratu Agung" digambarkan dengan jelas saat kolonial Belanda menggunakan kekerasan untuk menguasai Palembang. Salah satu kutipan dari cerita ini menggambarkan pasukan Belanda yang menggunakan kapal-kapal besar untuk menyerang Palembang melalui Sungai Musi, dengan peluru-peluru meriam yang beterbangan.

Kejahatan lainnya berupa pengkhianatan dari adik kandung Suhunan (penguasa kerajaan Palembang) yang membantu Belanda menguasai Palembang demi keuntungan pribadi. Ini terlihat dalam kutipan yang menggambarkan siasat licik dari adik Suhunan yang mengirim surat kepada Belanda, menawarkan bantuannya dengan imbalan menjadi Suhunan baru.

2. Persatuan

Nilai persatuan dalam "Legenda Ratu Agung"terlihat saat rakyat Palembang bersatu untuk mempertahankan kerajaan mereka. Dalam cerita, Suhunan menyerukan rakyat untuk bersatu melawan Belanda dan mempersiapkan pertahanan dengan berbagai senjata dan meriam. Hal ini menunjukkan semangat persatuan yang kuat dalam menghadapi penjajah.

3. Kepedulian Antar Sesama

Nilai kepedulian terlihat dalam aksi berani Ratu Agung yang membantu melindungi rakyat Palembang dari serangan Belanda. Kutipan yang menggambarkan keberanian Ratu Agung menangkap peluru-peluru meriam menunjukkan rasa kepedulian dan keberanian yang luar biasa untuk melindungi sesama.

Analisis sosiologi sastra terhadap Legenda Ratu Agung memberikan wawasan tentang berbagai masalah sosial dan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita rakyat ini. Dengan memahami cerita rakyat ini, kita dapat melihat bagaimana sastra lisan menggambarkan masalah sosial dan budaya yang relevan dalam konteks sejarah Indonesia. Kajian ini juga menunjukkan bahwa cerita rakyat memiliki peran penting dalam melestarikan nilai-nilai sosial dan budaya, serta dapat menjadi sumber inspirasi bagi generasi masa depan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun