Mohon tunggu...
Elias Waro
Elias Waro Mohon Tunggu... Sales - Sabar

Secukupnya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Tuka Ta'i" dan "Ata Podo"

15 Mei 2021   08:50 Diperbarui: 15 Mei 2021   09:01 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Untuk seorang wanita hamil, masyarakat di kampung saya menyebut dengan dua istilah, yaitu: "TUKA WEKI" dan "TUKA TAI". Beberapa wilayah di daerah Keo (kabupaten Nagekeo) dan wilayah Ende bagian barat (kabupaten Ende) sering menggunakan kedua istilah tersebut di atas. Kedua kabupaten tersebut berada di pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.

"TUKA WEKI" bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, "Tuka" (perut) "Weki" (badan) artinya di perut (Tuka) si wanita yang sedang hamil ada badan (weki) yang lain. Badan (weki) yang lain adalah seorang individu, seorang person, yang tidak lain adalah seorang manusia baru.

Sementara, istilah "TUKA TA'I" diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, yakni "Tuka" (perut); Ta'i (kotoran yang keluar dari (maaf) dubur manusia dan binatang). Secara akal sehat, saya bertanya: bagaimana bisa menyebut "Tuka Tai" terhadap seorang wanita yang sedang mengandung seorang manusia baru? Apakah orang di daerah kami tidak menghormati dan menghargai manusia? Jawabanya: KAMI SANGAT MENGHORMATI dan MENGHARGAI SEORANG MANUSIA! Rasa penghormatan dan penghargaan kepada setiap wanita hamil, justru kami tunjukkan dengan "CARA" kami sendiri, baik terhadap wanita hamil yang memiliki suami sah maupun wanita yang hamil karena "TERLANJUR BASAH".

Menurut saya, ada tiga kemungkinan menamai "Tuka Ta'i terhadap wanita hamil sebagai berikut:
1. Karena ingin melindungi wanita hamil dari "Ata Podo". "Ata Podo" sudah pasti tidak punya keinginan untuk mengganggu wanita hamil, karena "Ata Podo" mengira di dalam kandungan si wanita adalah KOTORAN. Konon, "Ata Podo" suka akan wanita berbadan dua untuk dimakan dengan tujuan menambah ilmu. Janin di dalam perut si wanita itu manusia suci, masih bersih, belum terkontaminasi dengan dosa. Sesuatu yang masih "suci" dan "bersih" sudah pasti menarik dan itulah yang diincar "Ata Podo". Apakah di daerah kami ada "Ata Podo"?

2. Karena "terlanjur basah". Maksudnya, kehamilan itu terjadi karena hubungan gelap seorang wanita dengan laki-laki yang sudah bersuami atau "kecelakaan" dengan pacarnya. Kehamilan macam itu aib bagi masyarakat setempat. Si wanita hamil diejek dan dihina dengan istilah "Tuka Ta'i"

3. Karena kehamilan yang tidak tidak diinginkan oleh keluarga dekat (orang tua). Keluarga terdekatnya merasa malu. Untuk menutup aib itu, keluarga terdekatnya menggunakan istilah "Tuka Ta''i". Keluarga terdekat berusaha sedemikan rupa menutupi terhadap masyarakat bahwa yang ada di perut wanita hamil itu adalah Ta'i, bukan janin.

Memang tak pantas menyebut wanita hamil dengan istilah "Tuka Ta'i. Adalah dosa menggunakan nama kotoran untuk menyebut wanita hamil, yang sedang berjuang hidup dan mati, mempertaruhkan nyawanya sendiri untuk janin yang sedang berada di dalam kandungannya. Karena janin itu BUKAN SEONGGOK KOTORAN, tetapi seorang manusia, makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia, yang paling agung dari makhluk ciptaan lainnya di muka bumi ini. Meskipun demikian, APAPUN DILAKUKAN, ASALKAN SI IBU DAN SI JANIN TERHINDAR DARI "ATA PODO".

Nb:
1. Tuka Ta'i
Tuka=Perut; Ta'i=Kotoran (manusia/Hewan)
3. Ata Podo: Orang punya ilmu jahat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun