14 Februari 2024 merupakan hari dimana tanggal merah digaungkan pada semua kalender yang terpasang di rumah. Bukan lebaran, bukan imlek, bukan kenaikan isa almasih. Namun, hari itu merupakan hari penentuan 5 tahun kedepan akan seperti apa negara tercinta ini. Indonesia dengan berbagai macam penduduk, memiliki masyarakat yang unik dan beragam tersebar di seluruh wilayah. Masyarakat yang tidak terhitung jumlahnya bersemangat sekaligus berharap dengan cemas dengan pilihannya dan tidak sedikit juga yang tidak peduli bahkan "golput".
Sebelum hari itu, pertikaian yang tiada henti terjadi sepanjang periode pemilihan. Indonesia yang satu kesatuan menjadi terpecah belah. Membuat kubu, saling benci hanya karena berbeda pilihan, sesama teman cekcok (bertengkar) membela jagoannya. Saling sikut, saling hina, saling menjatuhkan di berbagai media sosial banyak ditemukan, sungguh panas dan tidak terkendali. Ehh, bahkan hingga hari dimana saya menulis ini, tidak ada yang berbeda.Â
Saya pikir ini menjadi pembelajaran bagi kita semua bahwasanya semua memiliki porsi masing-masing, tidak ada yang salah dengan memihak atau memilih karena kita memiliki hak untuk memilih, terlebih pemilihan presiden yang hanya terjadi 5 tahun sekali. Dari kejadian ini, kita bisa belajar untuk menghargai pendapat orang lain, menghargai perbedaan. Jika kita merasa pilihan kita tepat, orang lain juga akan berpikir bahwa pilihannya merupakan pilihan yang tepat. Yang bisa sama-sama kita sampaikan yaitu edukasi, seperti rekam jejaknya, visi misinya, memungkinkan atau tidak untuk dilaksanakan, namun tidak dengan memaksakan kehendak. Apalagi sampai bertengkar berhari-hari. Menurut saya, itu sungguh kekanak-kanakan.Â
Saya tidak ingin membahas ini terlalu banyak, karena saya memiliki teman yang memiliki berbeda pilihan dan akhirnya bertengkar berhari-hari, capek rasanya melihat hal yang seperti itu.Â
14 Februari 2024, hari dimana perusahaan diliburkan, masyarakat banyak yang pulang kampung. Hanya pemilu, namun suasananya sudah seperti lebaran. Mungkin karena banyak orang yang menyadari pentingnya melakukan pemilihan sehingga berbondong-bondong pulang ke kampung halaman masing-masing.
Satu hari tepat sebelum pemilu, saya sedang berada di kampus sedang menunggu kendaraan umum yang melintas dan membawa diri ini pulang kerumah. Namun, naasnya hingga satu jam lamanya saya baru mendapatkan angkutan umum itupun karena ada yang turun tepat di hadapan. Puluhan angkutan umum melintas dengan penumpang yang memenuhi badan mobil. Ya hanya melintas, tidak berhenti. Â Untungnya masih keangkut. Sepanjang perjalanan asyik mendengarkan pembicaraan bapak-bapak yang membicarakan terkait presiden, partai, membicarakan kpps hingga suasana sore itu yang melebihi lebaran. Bagaimana tidak? kemacetan terjadi di berbagai titik, motor, mobil, angkutan umum memenuhi jalanan.Â
Esok harinya, tepat 14 Februari 2024. Pemberitahuan dari speaker masjid tidak ada hentinya, berita di TV tidak ada hentinya menayangkan info terkait, orang-orang yang berbondong2 menuju satu titik yaitu TPS, bertemu dengan teman lama, bertemu dengan para warga, bercengkrama hingga unggah moment, sungguh hal yang menyenangkan.Â
Hari yang penting, hari yang istimewa. Hari dimana penentuan hidup 5 tahun kedepan. Hari dimana para calon cemas gelisah dengan hasil yang akan keluar. Namun, mungkin ada sih calon yang merasa tenang karena sudah mengetahui jawabannya bahkan sebelum hari H. Hehehee.Â
Siapapun yang menjadi presiden, saya berharap selalu memberikan yang terbaik untuk Indonesia, mampu mensejahterakan masyarakat terutama kalangan kelas bawah yang harus menjadi poin utama, memiliki keputusan2 bijak untuk Indonesia yang lebih baik dan tentunya nyata tindakannya. Berharap yang terbaik untuk Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H