Hei.. kau yang di sana dan melihatku diam-diam.
Ada jarak yang memisahkan kita. Jika kuhitung jauhnya, mungkin tak akan sampai umurku mengukurnya. Kalau begitu, kenapa Tuhan menciptakan jarak yang tak bisa kutemukan garis finishnya?
Ada temanku yang bilang, Tuhan menciptakan jarak untuknya agar dia bisa mengejar kekasihnya. Tapi aku lebih suka menganggapnya begini, Tuhan menciptakan jarak agar aku bisa terus bersama rinduku. Kau.
Ya..Kau.
Siapa lagi memangnya?
Kau kan yang mengembalikan hatiku usai gerimis tipis yang berebut turun menciumi bumi. Hari itu, aku sudah hampir menghanyutkan hatiku di tepian sungai, lalu kau datang, mengambil dan mengembalikannya kepadaku.
“Kok dihanyutkan?”
“Sudah tak berfungsi.”
“Kata siapa?”
”Aku.”
“Sini.” Katamu memberiku isyarat mendekat seraya menyodorkan hatiku yang berada di genggamanmu.