Mohon tunggu...
Eli Mugiati
Eli Mugiati Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru

Jadilah Orang yang Berguna

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Belajar dari rumah

31 Juli 2021   16:50 Diperbarui: 31 Juli 2021   17:32 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dewasa ini kata belajar dari rumah sudah tidak asing lagi bagi seluruh dunia khususnya di indonesia. Belajar dari rumah memungkinkan siswa untuk tetap dapat mengalami proses pembelajaran tanpa beresiko penularan Covid-19. Belajar dari rumah menuntut semua peserta didik mengikuti pembelajaran pada kondisi serta situasi baru di luar sekolah.

Dengan diberlakukanya PPKM menuntut semua pihak untuk dapat memahami fenomena yang sedang terjadi. Semua elemen masyarakat dari tingkat pusat daerah hingga RT RW bahkan sampai tingkat keluarga diminta untuk menjaga diri dari persebaran Virus Covid-19. Hal tersebut bukan tidak berdampak pada kelangsungan dan pertumbuhan khususnya ekonomi dan pendidikan.

Dalam kacamata pendidikan kebijakan PPKM juga memiliki kesulitan sekaligus tantangan tersendiri bagi guru. Di satu sisi kita harus melindungi diri dan keluarga dari Virus Covid-19, namun di satu sisi jiwa sebagai seorang pendidik terpanggil untuk dapat memberikan ilimu kepada peserta didik.

Keadaan sulit ini juga tidak menurunkan semangat guru dan siswa untuk bertemu dalam kegiatan belajar mengajar. Disaat larangan kegiatan pembelajaran tatap muka masih berlangsung, para guru menggunakan berbagai macam cara untuk berinteraksi dengan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran jarak jauh dapat digunakan sebagai solusi kegiatan belajar mengajar. Beberapa orang ahli mengungkapkan pengertian pembelajaran jarak jauh, diantaranya G. Dogmen, (Aristorahadi, 2008). Menurut Dogmen ciri-ciri pembelajaran jarak jauh adalah adanya organisasi yang mengatur cara belajar mandiri, materi pembelajaran disampaikan melalui media, dan tidak ada kontak langsung antara pengajar dengan pembelajar.

Penggunaan media internet menjadi pilihan bagi guru dan siswa untuk tetap "terhubung" dalam kegiatan belajar. Beberapa aplikasi digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Sebut saja Whatsapp, aplikasi chatting yang biasa digunakan mengirim pesan untuk keluarga, teman, rekan bisnis dan lain-lain bertambah fungsi sebagai "kelas". Dalam melakukan tatap muka dengan siswa guru juga menggunakan fasilitas yang bisa digunakan untuk Video Conference seperti Google meet, Zoom, Google Duo dan lain sebagainya. Banyak cerita yang bisa di ungkapkan, beberapa peserta didik terutama di sekolah dasar belum memiliki smartphone sendiri, sehingga informasi "kelas" akan dilakukan atau diberitahuan pada peserta didik sepulang orang tua dari bekerja. Hal ini merupakan salah satu bentuk kesulitan yang dialami peserta didik.

Pada kegiatan evaluasi guru menggunakan aplikasi-aplikasi yang dapat digunakan sebagai alat pengukur atau pengumpul data. Aplikasi yang sering digunakan antara lain google form, Quizizz, WordWall dal lain sebagainya. Aplikasi tersebut digunakan sebagai sarana untuk mengukur ketercapaian belajar siswa selama pembelajaran daring dilaksanakan.

Terlepas dari kesulitan yang dialami selama proses pembelajaran daring dilaksanakan, siswa tetap dapat belajar dan memiliki semangat belajar. Hal tersebutlah yang sepatutnya kita apresiasi, sudah semestinya kita menjaga semangat anak-anak kita untuk tetap memiliki hasrat belajar. Kita tidak perlu memandang dari sisi kesulitan yang dialami saja, perhatikanlah keinginan dan kebutuhan anak-anak kita untuk belajar.

sumber

https://webmediapembelajaran.wordpress.com/2017/01/03/pjj-menurut-ahli/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun