Mohon tunggu...
Eli YuniAstuti
Eli YuniAstuti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya seorang guru SMP Negeri 2 Salem

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penggunaan Discovery Learning Meningkatkan Minat Belajar Siswa

1 Agustus 2023   19:04 Diperbarui: 1 Agustus 2023   19:13 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rendahnya minat belajar peserta didik. Dalam hal ini peserta didik tidak tertarik untuk belajar IPA terutama pada materi yang berkaitan dengan rumus atau hitungan karena dianggap sulit, selain itu peserta didik merasa materi IPA terlalu banyak hafalan, dan guru selalu hanya memberikan materi dengan cara ceramah sehingga peserta didik menjadi bertambah bosan dan kurang bersemangat. Maka salah satu model pembelajaran yang tepat, yaitu dengan penggunaan metode dan model  pembelajaran berbasis masalah dan penemuan konsep suatu materi.

Praktik ini perlu dibagikan agar seluruh pendidik bergerak bersama untuk melakukan model pembelajaran inovatif yang sesuai implementasi kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka baik dengan model pembelajaran Discovery/Inquiry Learning. Diharapkan dengan model pembelajaran inovatif dapat membentuk perilaku saintifik, perilaku sosial, dan mengembangkan rasa keingintahuan sehingga peserta didik lebih nyaman dan merdeka sesuai kodrat dan zamannya.

Dari beberapa penyebab diatas, menjadi tantangan bagi guru untuk meningkatkan minat belajar peserta didik, yaitu : 

Memotivasi peserta didik untuk hadir tepat waktu dengan datang ke sekolah, Memberi media pembelajaran yang menarik agar suasana kelas lebih menyenangkan dan peserta didik lebih aktif, Menyediakan video motivasi yang menarik dan melibatkan peserta didik untuk berdiskusi terkait video tersebut, Memberikan ice breaking saat pembelajaran, Melakukan kegiatan praktikum, Memberikan ruang kepada peserta didik untuk melakukan aktivitas diskusi terkait materi yang diajarkan agar pembelajaran berpusat pada peserta didik, Merekam dengan perangkat cadangan yang telah disediakan, Menyiapkan rencana kedua dengan menyediakan satu HP yang digunakan untuk menyimak video pada setiap kelompok.

Menggunakan model pembelajaran berbasis penemuan atau Discovery Learning berbantu metode eksperimen dan diskusi untuk meningkatkan minat belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA di kelas VIII SMP Negeri 2 Salem.

Pemilihan model pembelajaran inovatif dengan memahami karakteristik peserta didik dan karakteristik materi pelajaran. Adapun model pembelajaran inovatif yang dipilih yaitu model pembelajaran berbasis penemuan (Discovery Learning). Proses pemilihan model ini yaitu: mempelajari model-model pembelajaran inovatif melalui kajian literatur, mempelajari kemampuan awal dan kebiasaan atau gaya belajar peserta didik serta mempelajari karakteristik materi. 

Adapun langkah-langkah model pembelajaran Discovery Learning adalah sebagai berikut: Sintak 1: Pemberian rangsangan/stimulus, Sintak 2  : Identifikasi masalah, Sintak 3   : Pengumpulan data, Sintak 4   : Pengolahan data, Sintak 5  :Pembuktian, Sintak 6   : Menarik kesimpulan.

Dampak dari aksi yang dilakukan dengan menerapkan pembelajaran dengan model Discovery Lerning dengan berbantu metode eksperimen serta media PPT peserta didik lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran serta pembelajaran berjalan secara sistematis sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa tentunya. 

Keberhasilan ini didukung oleh semua pihak, melakukan kajian literatur, melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah dibuat, sarana dan prasarana serta penguasaan guru terhadap model , metode, dan media yang membuat siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga minat belajar siswa dapat mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukan dengan adanya hasil analisis pretest dan postest yang menunjukan progress yang signifikan, terdapat peningkatan hasil asesmen formatif pada saat pretest 60 % mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM), dan hasil postest sebesar 85% mencapai KKM. Presentasi ketuntasan ini meningkat setelah dilakukan pembelajaran.

Dalam arti lain guru penting untuk meningkatkan kualitas diri diera yang sekarang ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun