Mohon tunggu...
Hita Hanani
Hita Hanani Mohon Tunggu... Lainnya - Muta'allimah di surga dunia

Tersenyum itu tidak sulit

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jangan Bubuhkan Terlalu Banyak Garam!

14 Maret 2021   20:33 Diperbarui: 14 Maret 2021   21:04 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 "Air laut terasa asin karena banyaknya peluh yang bercucuran dari ikan-ikan sebab lelah berenang". Sebuah jawaban jenaka dari pertanyaan seorang anak kecil kepada ayahnya tentang sebab asinnya air laut. Jawaban tersebut dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, salah satunya adalah sudut pandang pendidikan.

Pendidikan sendiri berdasarkan simpulan pendapat para ahli didefinisikan sebagai proses bimbingan secara sadar dari orang dewasa terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik, dengan cara mentransferkan berbagai aspek kehidupan, baik rohani maupun jasmani, berupa pengetahuan, kecakapan atau keterampilan sehingga membawa perubahan kepada kepribadian (personality) yang akhirnya dapat hidup bahagia (lahir maupun bathin) baik secara individu maupun dalam masyarakat serta sadar terhadap Tuhan. 

Untuk lebih menspesifikan pembahasan, mari kita perhatikan definisi pendidikan menurut pandangan Islam. Menyimpulkan pendapat beberapa pakar pendidikan Islam, maka pendidikan islam didefinisikan sebagai suatu proses bimbingan dan pengajaran oleh subjek terhadap objek didik dengan bahan-bahan atau materi-materi yang berdasarkan konsep-konsep Islam menuju pembentukan pribadi muslim yang sempurna. [www.definisi-pengertian.com, Definisi atau Pengertian Pendidikan (Menurut Islam)].

Dalam pendidikan, baik formal maupun nonformal diperlukan ilmu atau pengetahuan -yang dalam definisi di atas dijabarkan dengan bahan-bahan atau materi-materi yang berdasarkan konsep-konsep Islam- guna mencapai tujuan yang dimaksudkan dari pendidikan itu sendiri. Beberapa permasalahan yang dijumpai dalam proses mendidik biasanya dikarenakan perilaku atau tindakan pendidik yang tidak didasarkan pada ilmu. Misalnya: beberapa pendidik terlalu fokus untuk mengetahui sebanyak-banyaknya apa yang akan diajarkan kepada peserta didik, tanpa mendalami metode pengajarannya. 

Tidak sedikit dari mereka yang memilih menggunakan cara instant dengan harapan dapat melihat segera hasil didikan mereka. Contoh: Meninggikan suara saat memerintah agar perintahnya segera dilaksanakan, marah saat peserta didik melakukan kesalahan walaupun itu kecil dan terjadi pertama kalinya dengan harapan kesalahan tersebut tidak akan terulang lagi, dan mengandalkan sanksi berupa pukulan dengan dalih bahwa itu adalah wasilah terbaik untuk memberi efek jera. Namun, benarkah semua dugaan para pendidik ini? Jawabannya akan diketahui melalui uraian berikut.

Dr. Abdullah bin Uqail Al-Aqil dalam bukunya tentang pendidikan Islam menjabarkan metode-metode pengajaran dalam pendidikan Islam yang dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.Uslub Al-Qudwah Al-Hasanah (Metode pemberian Contoh yang baik)
Metode ini termasuk salah satu metode pendidikan terpenting yang mempengaruhi bidang pendidikan, karena guru atau pendidik adalah teladan paling ideal di mata peserta didik. Ia (peserta didik)  terpengaruh oleh pendidik secara langsung dan mendalam dalam moral dan perilakunya, secara sadar atau tanpa kesadaran. 

Oleh karena itu, teladan merupakan faktor penting dalam mereformasi atau merusak peserta didik. Pemberian contoh yang baik lebih berpengaruh daripada pemberian nasihat secara langsung. Sebab itulah dikatakan: Seseorang berada pada agama kekasihnya.

2.Uslub Al-Qisshah (Metode Cerita)
Metode pendidikan melalui cerita memiliki efek pendidikan psikologis yang ampuh karena metode ini membuat peserta didik merasa penasaran, menarik perhatian, mempengaruhi emosi dan sentimen, dan menghubungkan mereka secara psikologis dengan situasi yang mereka hadapi. Mereka akan berbahagia saat mendengar kisah bahagia dan bersedih saat mendengar kisah yang menyedihkan. 

Oleh karena itu, kita mendapati bahwa kisah nyata jika ditempatkan dalam cetakan emosional maka akan menggerakkan unsur-unsur kebaikan dan mengusir unsur-unsur keburukan dari diri manusia karena kisah tersebut menjadikan penerima -baik itu pendengar, pembaca, ataupun penonton- terpengaruh oleh peristiwa-peristiwa didalamnya, sehingga ia cenderung kepada kebaikan kemudian melakukannya dan menolak keburukan kemudian menjauhinya.

3.Uslub Dharbi Al-Matsal (Metode Pemberian Perumpamaan)
Metode ini memiliki peran penting dalam pendidikan. Dampaknya lebih besar daripada indoktrinasi langsung karena ia menggerakan emosi dan perasaan penerima serta mewujudkan makna yang abstrak sehingga membuatnya mudah dipahami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun