[caption id="" align="aligncenter" width="220" caption="Tawon Kemit"][/caption]
Tawon Kemit ini merupakan salah satu dari 75.000 spesies tawon yang sudah diketahui manusia dan Tawon bisa ditemukan di seluruh dunia, kecuali di daerah terlampau panas dan terlampau dingin. Tawon Kemit sendiri merupakan jenis tawon/lebah yang berukuran kecil dengan warna yang sedikit lebih “ngejreng” dibanding tawon-tawon yang lain.
Namun seperti semua anggota Hymenoptera sangatlah mudah dikenali dari anatomi tubuhnya, terutama pinggangnya yang berukuran ramping (kecuali pada lalat gergaji famili Tenthrenidae yang menghubungkan bagian dada dengan perutnya). Pinggang tawon Kemit ini bagi orang Jawa dipakai untuk menggandaikan pinggang seorang gadis. “Bangkekane Nawon Kemit” bagi orang Jawa istilah ini tidak asing lagi, yang artinya menunjukkan seorang gadis sexy berpinggang kecil seperti biola.
Tawon kemit memang sexy dengan warna yang mencolok garis kuning berpadu dengan garis hitam sangat kontras dan cantik. Sepintas postur tubuhnya mirip semut bersayap tetapi bukan semut, seperti lebah tetapi bukan lebah. Pinggang Tawon Kemityang sexy ini memudahkan tubuhnya bisa menekuk dengan mudah. Beberapa jenis tawon semisal tawon sarang lumpur dari famili Spechidae bahkan memiliki ruas pinggang yang panjang.
Tawon sebetulnya berbeda dengan Lebah, walaupun keduanya termasuk anggota Hymenoptera. Tubuh Tawon lebih ramping dan tidak berbulu sedangkan tubuh lebah terlihat lebih gemuk dan berbulu. Mulut Tawon mempunyai mandibula (rahang) untuk menggigit mungkin ini ada kaitannya kita Tawon dalam bentuk larva biasanya makanan utamanya adalah daging, sedangkan Lebah yang tidak mempunyai rahang (mandibula) ketika masih menjadi larva yang menjadi makanan utamanya adalah madu.
Kebanyakan Tawon biasanya hidup secara berkoloni, namun dengan pembagian jabatan tidak serumit koloni semut maupun rayap, koloni tawon biasanya terdiri dari ratusan pekerja (semuanya betina) dengan satu Ratu Tawon dan hanya pada saat-saat tertentu saja terdapat Tawon jantan.
Telur yang dihasilkan dari perkawinan Tawon jantan dengan Tawon Ratu akan tumbuh menjadi tawon betina dan Tawon jantan sendiri akan mati setelah kawin. Tawon ratu kemudian baru akan menelurkan telur yang tidak dibuahi yang akan tumbuh menjadi tawon jantan bila populasi sarang sudah mulai terlampau penuh. Sebagian tawon betina dari kasta pekerja selanjutnya kawin dengan pejantan dan pergi dari koloninya untuk memulai koloni baru di tempat lain. Jika tawon ratu mati terlalu awal, salah satu tawon pekerja akan menggantikan tugasnya untuk bertelur. Telur yang dihasilkan tawon ratu baru ini akan tumbuh menjadi tawon jantan karena tidak dibuahi. Tawon ratu baru ini akan kawin dengan pejantan, lalu barulah dia bisa menelurkan calon-calon pekerja baru.
MANFAAT TAWON
Tawon kemit atau lebah tabuhan ini merupakan predator alami bagi semua jenis ulat. Hal ini berbeda dengan burung, biasanya burung hanya memilih jenis ulat yang tidak berbulu saja. Tawon kemit membantu para petani dalam mengendalikan hama ulat, hanya saja dengan merebaknya penggunaan pestisida dan ketakutan manusia terhadap sengatan lebah menyebabkan populasi Tawon kemit ini menjadi berkurang.
Dengan sifat alamiah seperti itu maka kehadiran beberapa jenis tabuhan menjadi sangat penting di sawah sebagai pengendali organisma pengganggu tanaman. Salah satu hama ulat yang sangat sulit dikendalikan saat ini adalah ulat penggerek batang. Penyemprotan berbagai jenis pestisida baik kimia maupun organik tidak akan mampu mengendalikan ulat penggerek batang yang berada di dalam batang padi karena cairan pestisida yang disemprotkan tidak akan bisa menjangkau ke dalam batang padi. Semprotan pestisida ini hanya mampu mengendalikan kupu-kupunya saja, sedangkan ulatnya yang merupakan pengganggu tanaman padi dari dalam batang tidak bisa dikendalikan dengan cara penyemprotan.
Walapun sebagian besar jenis Tawon bermanfaat bagi manusia tetapi terdapat jenis Tawon membawa dampak negative bagi lingkungan dan juga manusia. Seperti misalnya spesies tawon penyengat Jepang (Vespa mandarina) dianggap mengganggu perkembangan komunitas peternak lebah di Jepang karena serangannya bisa melenyapkan koloni lebah maduyang didatangkan dari Eropa. Tawon kadang dianggap juga merugikan manusia ketika membuat sarang di sekitar pemukiman manusia karena mereka sewaktu-waktu bisa menyengat manusia dan hewan peliharaan bila merasa terganggu.
Ditulis kembali oleh Penulis (Nur Hudda Elhasani) dengan judul semula Tawon Kemit (Lebah Tabuhan) di http://flora-faunaindonesia.blogspot.com/2012/12/bangkekane-nawon-kemit-bagi-orang-jawa.html.
Sumber foto: http://www.fobi.web.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H