[caption id="" align="aligncenter" width="320" caption="foto koleksi pribadi"][/caption]
Penulis saat ini memelihara Musang Pandan satu ekor, yang sebetulnya semula tidak ada rencana untuk memelihara karena lebih suka kalau dia bebas berkeliaran di alamnya. Musang yang penulis piara ini berasal dari tangkapan seorang teman yang kebetulan merpatinya sering mati terpenggal kepalanya dan tentu saja tersangka utamanya si Musang ini, karena modusnya memang begitu. Nah teman saya sudah wanti-wanti kalau tidak ada yang mau memelihara Musang tersebut akan disate saja. Penulis akhirnya memutuskan memelihara karena pertimbangan daripada Musang tersebut mati dibunuh lebih baik dipelihara dan siapa tahu bisa di breeding, kemudian di lepas liarkan.
Di beberapa daerah di Indonesia, hewan ini dikenal dengan beberapa nama seperti Musang (Betawi), Careuh (Sunda), dan Luwak atau Luak (Jawa). Sedang dalam bahasa Inggris binatang seukuran kucing ini disebut Common Palm Civet, Mentawai Palm Civet, Common Musang, House Musang atau Toddy Cat.
Dalam bahasa ilmiah Musang Pandan disebut Paradoxurus hermaphroditus. Nama ini berasal dari fakta bahwa Luwak memiliki semacam bau yang berasal dari kelenjar di dekat anusnya. Samar-samar bau ini menyerupai harum daun pandan, namun dapat pula menjadi pekat dan memualkan. Dan dari pengamatan penulis bau tersebut akan muncul jika si Musang sedang dalam posisi ketakutan atau stress, mungkin hal ini digunakan sebagai alat mempertahankan dirinya.
Musang saat ini walaupun belum punah, tetapi habitatnya sudah mulai sulit ditemukan, selain karena reputasinya yang jelek sebagai pencuri juga karena pembangunan yang tidak mendukung untuk tempat berkembangnya Musang. Terkadang namanya pun banyak disematkan pada peribahasa-peribahasa yang bermakna kurang baik.
Padahal terdapat sisi baik dari Musang yang sering disebut Luwak kalau di Jawa (Paradoxurus hermaphrodites). Banyak yang mengenal Musang sebagai binatang yang pandai memilih biji kopi terbaik. Biji kopi setelah dimakan kemudian dikeluarkan bersama tinjanya. Dari tinja yang berupa biji kopi ini kemudian menjadi komoditas kopi pilihan yang sering disebut kopi luwak.
Sebetulnya Musang tidak hanya memakan biji kopi saja, tetapi juga buah-buahan kecil yang lain seperti rambutan, alkautsar, sawo kecik dsb, yang kemudian biji dari buah-buahan tersebut akan tersebar dan dapat tumbuh menjadi pohon-pohon baru. Jadi di alam liar sebetulnya Musang ini sangat berjasa dalam membantu proses penyebaran benih pohon buah-buahan. Puji syukur kepada Tuhan yang telah menciptakan makhluk dengan pencernaan yang sederhana sehingga biji-bijian yang dimakannya akan dikeluarkan kembali utuh bersama kotorannya. Kebiasaan makan hewan ini membuatnya mempunyai peranan penting dalam ekologis sebagai pemencar biji yang baik.
[caption id="" align="aligncenter" width="435" caption="foto bayi musang http://m.wartakotalive.com"][/caption] Diskripsi, Ciri, dan Perilaku.
Musang Pandan atau Common Palm Civet bertubuh sedang berukuran sekitar 50 cm dengan ekor panjang mencapai 45 cm dan berat rata-rata 3,2 kg. Tubuh Luwak ditutupi bulu berwarna kecoklatan dengan moncong dan ekor berwarna kehitaman.
Sisi bagian atas berwarna abu-abu kecoklatan dengan variasi warna coklat merah tua. Muka kaki dan ekor coklat gelap sampai hitam. Dahi dan sisi samping wajah hingga di bawah telinga berwarna keputih-putihan, seperti beruban. Satu garis hitam samar-samar lewat di tengah dahi, dari arah hidung ke atas kepala.
Satu hal yang penting bahwa si Musang ini merupakan hewan yang super aktif (tidak mau diam) dan suka menggigit apa saja untuk sekedar mendeteksi hal-hal yang dianggap baru. Bagi anda yang biasa memelihara kucing tentu saja sifat Musang ini sangat bertolak belakang dengan sifat kucing yang sering dikatakan sifatnya malu-malu kucing. Namun Musang kalau sudah jinak dia akan mengikuti kemana saja kita pergi dan bisa dipanggil kalau sedang berada di kejauhan persis seperti memelihara anjing.
Musang Pandan (Paradoxurus hermaphroditus) merupakan mamalia yang bersifat arboreal (hidup di pepohonan) meski sering juga turun di atas tanah. Musang Pandan juga merupakan binatang nokturnal yang beraktifitas di malam hari.
Musang Pandan merupakan hewan omnivora. Makanan utamanya adalah buah-buahan lembek seperti buah kopi, mangga, pepaya, dan rambutan. Namun Luwak juga memakan telur, serangga, burung, mamalia kecil bahkan makan ikan pun tidak ditolak.
Di perkotaan walaupun tempat yang bisa dipakai untuk bersarang bagi Musang masih banyak di jumpai seperti di atas plafon rumah atau kantor, namuni daerah untuk mencari sumber makanannya sudah agak sulit ditemukan. Hal ini karena sedikitnya pohon buah-buahan yang boleh diambil gratis oleh Musang. Mungkin karena alasan tidak tersedianya buah-buahan di pohon tadi, maka terpaksalah Musang makan kepala ayam atau pun merpati peliharaan bahkan telur-telurnya. Inilah akhir dari sejarah petualangan si Musang karena diburu dan kemudian di bunuh tanpa ampun.
Persebaran dan Konservasi. Musang Pandan atau Common Palm Civet (Paradoxurus hermaphroditus) tersebar luas mulai dari Bangladesh, Bhutan, Brunei Darussalam, China, Filipina, India, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Nepal, Singapura, Srilanka, Thailand, dan Vietnam.
Di Indonesia Musang Pandan tersebar secara alami mulai dari Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Selain itu juga telah diintoduksi ke Papua, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Maluku.
Habitat yang disukai adalah hutan, semak-semak, hutan sekunder, perkebunan, dan di sekitar pemukiman manusia. Musang Pandan (Paradoxurus hermaphroditus) dapat hidup di daerah dataran rendah hingga di daerah dengan ketinggian 2.500 meter dpl.
Populasi dianggap masih banyak dan aman dari kepunahan. Karena itu, IUCN Redlist hanya memasukkannya dalam status konservasi Least Concern sejak 1996.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mammalia; Ordo: Carnivora; Famili: Viverridae; Genus: Paradoxurus; Spesies: Paradoxurus hermaphroditus.
Artikel ini pernah ditulis oleh Nur Hudda Elhasani dengan judul Nasib Musang Pandan (Luwak) http://flora-faunaindonesia.blogspot.com/2011/07/nasib-musang-pandan-luwak.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H