Selain Sholat Ied dan pemotongan hewan kurban, Hari Raya Kurban juga menyajikan kisah unik, yang sulit untuk dilupakan, seperti di Musholla Nurul Amal
Ketua MNA n Ustadz Mumun membuka acara kurban (elha.doc)
---oooOooo---
Ada-ada saja…..
Bila ada Musium Rekor keunikan, Musholla Nurul Amal (MNA) bisa menjadi salah satu kandidat terkuat untuk mendapatkannya. Betapa tidak, Musholla yang berlokasi di Rw 08 Kel. Rawasari Kec. Cempaka Putih Jakarta Pusat ini memiliki catatan prestasi tersendiri. Hampir seluruhnya bernuansa Unique.
Contohnya, MNA yang menaungi tiga Rt (Rt. 03, 04 & 05) ini memiliki empat orang Ustadz yang seluruhnya berbeda kualifikasi. Yang pertama adalah Ustadz besar, alumni Universitas Madinah dan kandidat Doktor. Sering memberikan ceramah di wilayah Indonesia (?) dan menjadi pembimbing haji dan umroh. Beliau biasa dipanggil Buya, Pak Haji atau Pak Ustadz. Satu orang Ustadz sosial, yang bila berceramah hampir seluruh materinya adalah masalah sosial dan kebersamaan. Satunya lagi ustadz kampung yang biasa menjadi pemimpin majlis yasin dan tahlil. Dan yang terakhir Ustadz partai, yaitu ustadz yang aktif di salah satu partai berbasis massa Islam.
(Konon kabarnya, banyak ustadz yang bermukim silih berganti di daerah ini)
Uniknya, selain memiliki ‘massa’ tersendiri, ke empat ustadz ini tak jarang berbeda dalam merayakan hari Raya Idul Fitri/Adha. Untuk tahun ini Buya dan Ustadz social merayakan Idul Adha pada tanggal 16/11/2010 sedangkan Ustadz kampung dan ustadz partai mengikuti pemerintah yaitu tgl. 17/11/2010. Sebaliknya, untuk pemotongan hewan Kurban, Ustadz kampung dan ustadz social berdiri dalam barisan MNA, sedangkan Ustadz partai menyelenggarakan bersama partainya. Sementara Buya masih berada di Arab Saudi.
Namun perbedaan mereka hanya sebatas itu. Untuk masalah social mereka sama dan serempak.
Hehehehe…Unik khan….
Masih ada lagie….
Meski hanya berstatus Musholla, MNA memiliki jamaah yang realtif besar dan loyal. Setidaknya bisa dilihat dari daftar jamaah sholat dan jumlah pekurban. Tahun ini MNA menerima 3 (tiga) ekor sapi (atas nama 21 orang) dan 8 (delapan) ekor kambing. Rrruar biasanya, semua bisa selesai dalam waktu yang tidak terlalu lama, karena banyak warga yang datang membantu dan terpilah berdasarkan ’keahliannya’ masing-masing.
’Negosiasi’ ala SAPI
Lazimnya pemotongan hewan kurban di Masjid / Musholla, pelaksanaan penyemnelihan hewan kurban di MNA dilakukan secara swadaya, dengan mengoptimalkan Sumber Daya yang dimiliki. Selain menghemat biaya operasional, juga lebih mengedepankan kebersamaan antar warga (jamaah).
Nah, semua bermula dari sini....
Pak Koswara, selaku Ketua MNA, yang juga sesepuh kampung, mengatur pembagian tugas. Sebagian warga, seperti biasa, menangani kurban kambing, dan sebagian lainnya berkonsentrasi pada Sapi agar tidak terjadi tumpang tindih pekerjaan.
Pembagian ini, konon, diatur berdasarkan kemampuan dan pengalaman. Namun, kemampuan dan pengalaman saja belum cukup bagi mereka untuk menaklukan sapi yang menjadi bintang pada hari itu.
Pada saat akan disembelih, sang sapi melakukan perlawanan. Ini terjadi karena warga yang ber-rombongan tidak melakukan ‘ritual khusus’ berupa pengikatan pada kaki sapi. Akibatnya sang sapi ‘memberontak’ berlari kesana kemari dengan satu semboyan ...eemmmmoooaaaahhhh....
Tak terima dengan perlawanan sang sapi, warga yang bertugas saling berteriak dan ikut berlari. Ada yang lari mengejar sang sapi ada pula yang lari karena takut. Bahkan ada yang memanjat pohon, saking takutnya....ssstttt, padahal orang ini berwajah agak ‘gahar’ loh..hehehehe
Satu, dua atau tiga kali sang sapi terlihat menatap para petugas dan mendengus, seolah sedang bernegosiasi. Namun, tampaknya warga yang mendapat amanah ini menolakan ‘kolaborasi’ tsb. Khawatir sang sapi pergi ke Bali dan menonton pertandingan tennis di sana....hehehe
Beberapa waktu berselang, sang sapi tak kuasa jua. Dia berlutut dan pasrah. Pemotongan pun dilakukan....dan..serrrrrrr..darah kurban sapi menyembur jauh mengenai wajah dan badan beberapa orang warga
Wallahu’alambishowwab
Selamat Hari Raya Idul Adha 1431H
Taqobbalallahu Minna Waminkum
Salam cinta dan ukhuwah
--elha / KLINIK CINTA--
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H