Prosesi pemotongan ujung kulit burung berlangsung 'seru'. Diawali dengan pembiusan local disekitar organ yang akan di khitan (sunat), dokter kemudian merenggangkan ujung kulit tsb, menggunting/memotong  salah satu sisinya lalu menariknya keatas hingga membentuk sejenis cincin unik yang melingkari kepala organ yang disunat. Terakhir menutupnya dengan tabung smart klamp. Semua berjalan lancar, aman dan relative cepat.
"Di sunatnya udah.....?" tanya Fachri "Udah.....sakit gak....?" Tanya balik Dr. Eko "...Enggak...enggak berasa..." jawab Fachri Yupz. Pelaksanaan khitan di rumah sunatan itu memang cukup menarik. Selama proses khitan berlangsung si anak diberikan hiburan khusus berupa layar tv yang menampilkan film anak-anak yang menarik sehingga sang anak ter-fokus pada film yang ditontonnya dan relative tidak terganggu dengan pelaksanaan khitan yang memotong 'burungnya'. "Nanti Bapak dan Ibu harus memperhatikan keadaan 'burung'nya. Setiap habis pipis harus dibersihkan, dikeringkan dengan cotton budd agar tidak lembab dan diberi beri betadin untuk mencegah luka akibat penutupan tabung smart klamp" jelas Dr. Eko. "Kalau biusnya hilang nanti gimana Dok...?" Tanya kami "Nah,makanya obatnya langsung diminum aja Ibu.." " Terima kasih Dok....assalamu'alaikum" Kamipun pamit pulang. Senin 27 Desember 2010, adalah rangkaian kegiatan Liburan kami sekeluarga. Setelah bersenang-lembang di Lembang, berwisata ke kawah Tangkuban Prahu dan berendam air panas serta mengukur adrelin di Ciater, kini kami menutup kisah Liburan dengan berkhitan ria di rumah sunatan. Kami pernah berjanji kepada anak kedua kami, Ahmad Fachri Ash-shiddiqi, bila liburan smester I selain hadiah wisata juga hadiah sunatan. Itu juga jika dia berani. Subhanallah, setelah beberapa tarik ulur, fachri dengan lantang dan semangat 45 menawarkan diri untuk di sunat. Entah karena keberaniannya yang sedang meledak, atau karena ada kawan satu kelasnya yang menjadi pemicu. Namun apapun alasannya, kami langsung memberikan apresiasi dan memenuhi 'permintaan' hadiah liburan tsb. Yupz, hadiah yang menjadi surprise tersendiri. Selain karena usianya yang baru menginjak 6 tahun, juga karena nilai ujian smesternya yang menurut kami cukup baik. Bahkan ada beberapa yang meraih nilai sempurna, seperti Bahasa Inggeris, dengan angka 100. Dari beberapa metode khitan yang ditawarkan seperti konvensional dan laser, kami memilih teknik Smart Klamp, yaitu metode khitan innovasi baru yang menggunakan tabung/klem sebagai pegaman dan pelindung organ yang khitan dari debu, kotoran dan pengganti perban. Pilihan ini bukan tanpa alasan, selain praktis dan relative aman, anak kami yang pertama (Mufti) juga menggunakan Smart Klamp ketika dikhitan pada bulan Juni 2007, saat masih berusia 6 tahun juga. Memang secara ekonomis Smart Klamp relative lebih mahal. Biaya yang diperlukan sebesar Rp. 850.000. bandingkan dengan metode laser yang hanya 500-600 ribu rupiah saja. Atau konvensional yang berkisar antara 250-400 rupiah. Namun, demi hadiah liburan sang anak, kami akan memberikan yang terbaik untuknya. [caption id="attachment_82674" align="alignright" width="300" caption="smart klamp (by google)"][/caption]
---oooOooo---
Smart Klamp adalah sebuah alat khitan (circumcision device) inovasi baru yang memiliki berbagai keunggulan. Diantara keunggulannya adalah : 1.   Pendarahan minimal 2.   Tidak menggunakan perban 3.   Tidak Nyeri 4.   Pasien bisa langsung beraktifitas (sumber : http://indonesia.rumahsunatan.com) Smart Klamp adalah Innovasi terbaru dalam sirkumsisi atau khitan. Metode ini menawarkan sesuatu yang unik dan lebih menarik dibandingkan metode lain, selain empat keunggulan diatas, proses penyembuhan pada khitanan ini relative lebih cepat yaitu antara 4 s.d 5 hari. Itupun tanpa mengganggu aktifitas si anak, karena setelah disunat dia dapat langsung memakai kembali celananya dan beraktifitas seperti biasa. Hanya dianjurkan untuk tidak beraktiftas berat. Teknik khitan ala smart klamp ini sudah diperkenalkan sejak 2001 di Jerman. Penemunya adalah dr. Harrie van Baars. Smart Klamp terbuat dari bahan plastik dengan cara kerja seperti klem tali pusar pada bayi yang baru lahir. Alat ini terdiri dari 2 komponen, tabung plastik dan ring klem. Tabung terdiri dari beberapa ukuran yang dapat digunakan dari usia bayi sampai usia dewasa. Tabung dan 'klik' digunakan untuk sekali pakai, dengan keunggulan lebih aman, cepat dan nyaman. Dengan menggunakan tabung untuk menutup kepala penis, maka organ vital tsb akan terlindungi dari debu dan benda lain pada saat aktiftas. Selain itu untuk mengurangi infeksi yang biasa terjadi pada perban yg kurang higienis. Selain itu, smart klamp mudah digunakan. Konon kabarnya smart klamp aman bagi pasien kencing manis, hemofilia, autis atau hiperaktif. Proses pelepasan tabung dilakukan setelah 5 hari pasca khitan. Dapat dilepas sendiri atau oleh dokter yang mengkhitankan. Namun metode ini juga memerlukan kehati-hatian bagi pasien dan atau orang tua pasien. Tabung smart klamp diupayakan untuk tetap kering dan tidak lembab agar tidak berjamur atau menjadi tempat bersarang kuman/virus. Pasien atau orang tua harus telaten membersihkan tabung setelah pasien mandi, buang air kecil/besar dan atau tabung tsb basah.
---oooOooo---
Setelah empat hari pasca khitan, kami kembali ke rumah sunatan dan bertemu kembali dengan Dr. Eko yang sebelumnya mengkhitankan anak kami, Ahmad Fachri Ash-shiddiqi. Dengan sedikit proses, pelepasan tabung berjalan lancer dan nyaman. Tanpa ada keluhan pasien, kecuali sedikit kekhatiran karena pasien sebelumnya mendendangkan suara tangisan. [caption id="attachment_82669" align="alignleft" width="300" caption="wah...fachri sdh bisa lgs main2...hehehehe (elha.doc)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H