Pelatih Malaysia, Rajaghopal meminta supporter Indonesia tidak menggunakan sinar laser pada Leg ke 2 Final Piala AFF di SBK. Apa maknanya…??
[caption id="attachment_80449" align="aligncenter" width="195" caption="Pelatih Timnas Malaysia (photo di unduh dari Mbah Google)"][/caption]
---oooOooo---
Salah seorang pengamat sepakbola, yang sering diundang sebagai komentator pada pertandingan Liga Inggeris, dalam salah satu acara di TV Swasta mengatakan bahwa sangat naïf bila menyalahkan sinar laser sebagai penyebab kekalahan Timnas Garuda oleh Tim Harimau Malaya di Bukit Jalil 26 Desember 2010 lalu. Menurutnya gangguan supporter seperti itu adalah hal yang wajar mengingat supporter adalah ‘pemain ke-12’.
Pernyataan pengamat tsb masuk akal dan dapat diterima dari sisi survey dan pengamatan. Namun bila kita berempati kepada pemain, dan menyelami perasaan mereka, tentu kita akan mendapatkan hasil yang berbeda. Betapa tidak, tiga gol yang tercipta terjadi pasca jeda karena ‘kekisruhan’ sinar laser tsb. Markus Haris Maulana dkk tak kuasa menahan ‘aura emosinya’ setelah di ‘hujani’ sinar – sinar yang biasa dipakai dalam konser musik, hampir disepanjang pertandingan.
Permintaan seorang Palatih Malaysia, Rajaghopal, terhadap suppoerter Indonesia agar tidak menggunakan sinar laser pada Leg ke-2 di SBK mungkin dapat menjadi salah satu jawaban mengapa Timnas Garuda kehilangan konsentrasi di Kandang Lawan.
Konon akibat terganggu sinar laser yang menyilaukan, striker Gonzales sempat terhenti langkahnya saat menggiring bola. Demikian juga dengan penjaga gawang Markus Horison ketika akan bersiap menghadapi tendangan penjuru Malaysia.
Namun secara sportif kita harus mengakui jika Safee Sali dkk malam itu memang bermain taktis dan offensive. Mereka berhasil mengendalikan permainan sejak menit pertama. Determinasi yang nyaris sempurna dan pergerakan dengan dan tanpa bola yang akurat. Artinya, tanpa gangguan sinar laser-pun mereka pantas untuk memenangkan pertandingan, meski dengan skor tipis 1 – 0 saja.
Simak komentar pelatih Indonesia, Alfred Ridl "Lawan menjadi lebih percaya diri sebaliknya pertahan kami terlihat jadi bingung," jelasnya.
Pelatih asal Austria itu menambahkan bermain di kandang sendiri memang membuat Malaysia tampil lebih agresif. Apalagi, Malaysia setelah unggul 1-0.
[caption id="attachment_80450" align="alignright" width="300" caption="Alfred Ridl on Pers conference (photo from Google Uncle)"]
Kekalahan pada Leg pertama bukan untuk diratapi. Kita harus bangkit, pekerjaan besar sudah menanti didepan mata. Selain mempersiapkan diri (phisik dan mental mental pemain), sebaga tuan rumah yang baik kita juga harus mengantisipasi Aksi balas dendam supporter Indoneis yang tidak menerima perlakuan tidak sportif penonton di Bukit Jalil.
Trick jitu Mengalahkan Malaysia
Kekalahan di Kuala Lumpur oleh Tim Asuhan Rajaghopal harus kita balas di Gelora Bung Karno pada tanggal 29 Desember mendatang. Melesakkan gol 4 – 0 tanpa balas, atau 5 – 1 atau formasi lainnya dengan selisih agregat 1 – 0 adalah hal yang berat. Bahkan cenderung ‘mustahil’, namun Insya Allah kita akan mampu melakukannya. Bukan dengan sinar laser atau terror ke kubu Malaysia, tetapi dengan cara khas Indonesia, yang tidak dimiliki oleh Negara lain manapun di dunia.
Metode atau strategi tsb adalah :
- Menyambut TimNas Malaya laiknya kita memperlakukan Obama, yang diklaim sebagai ‘Anak Menteng’, dengan penuh khidmat dan ya…agak-agak berlebihan gitu deh. Kita berharap Tim Harimau Malaya akan terlena dengan sambutan tsb.
- Mengajak mereka berekreasi ke Sidoarjo dan melihat ‘Lokasi Wisata’ Lumpur Lapindo. Biarkan mereka merenung dan menghabiskan waktu untuk berempati dengan penduduk disana.
- Menyajikan menu special ala ‘Debu Vulkanik’ yang sangat alami dan banyak dimiliki oleh Negara kita.
- Mengisahkan tragedy Tsunami Aceh 2004 dan Tsunami Mentawai 2010 yang sangat menguras air mata
- Memberikan sajian istimewa berupa asap hutan Kalimantan untuk memecah konsentrasi mereka.
- Dan yang terakhir kita bisa mengatakan bahwa Indonesia adalah Negara yang dapat dibanggakan untuk kasus Pornograpi dan Korupsi.
[caption id="attachment_80451" align="aligncenter" width="300" caption="Dampak Musibah Mrapi (photo from Mr. Google)"]
Salam cinta dan ukhuwah
--elha--
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H