Mohon tunggu...
Lukman Hakim
Lukman Hakim Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Lahir di Dzakarta, n hidup di tengah kaum dhua'afa. Ingin menjadi Inpirite for Dhua'fa Communities. Bercita2 mjd Bpk asuh dari anak2 cerdas yg gak mampu, menyuarakan aspirasi mereka Yuuk kita BERCINTA. cinta kelg, anak2, ortu,.... cinta remaja, n'..hmmmm dlm KLINIK CINTA milik elha

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Wajah Asli Kompasiana (Hasil Penelitian Loch..!!)

22 November 2010   07:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:24 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menakjubkan, dari Survey yang kami lakukan diperoleh hasil bahwa 27.3% Netizen mengenal Kompasiana, dengan 1/3 diantaranya menjadi pembaca kompasiana. Rruar biasanya, yang menjadi pembaca menjadikan Kompasiana sebagai bacaan favorite.

[caption id="attachment_74208" align="aligncenter" width="300" caption="aksi kami (elha.doc)"][/caption]

---oooOooo---

Saya sepakat dengan pendapat yang mengatakan bahwa yang lebih mengetahui tentang diri kita adalah kita sendiri. Namun jika ingin mengetahui siapa kita, seberapa baik pribadi kita atau bagaimana kualitas dan potensi diri kita, saya berkeyakinan orang lain jauh lebih mengetahui. Karena bercermin diri bukan pada dada sendiri, tetapi dilakukan dengan bertanya pada orang lain.

Karena itu, setelah mendapat restu Sang Suhu, Kang Haji Pepih, selama +/- sepuluh hari (tgl. 12 – 21 Nopember 2010) saya mencoba melakukan penelitian untuk mengetahui wajah asli Kompasiana, cannal blog yang menjadi rumah sehat kita bersama, yang konon sudah menjadi buah bibir. Agar lebih kompehensif dan berimbang, penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dan kuantitif.

Yang menjadi fokus responden pada metode kuantitatif adalah pegawai BUMN Jasa Keuangan diwilayah Jakarta, Tangerang dan Bekasi (Jatabek) yang memiliki email. Pemilihan responden ini dilakukan karena pegawai BUMN Keuangan relatif lebih beragam latar belakang, terdidik dan memiliki jelajah luas dalam ber-intenet ria. Sementara Jatabek dapat dikatakan wilayah yang mobile dan menjadi sentra industri-pemerintahan di tanah air.

[caption id="attachment_74223" align="alignright" width="252" caption="Ghany, salah seorg responden quesioner (elha.doc)"]

12904170511841050948
12904170511841050948
[/caption]

Sedangkan metode kualitatif menggunakan dua cara, yaitu 1) Focus Group Discussion (FGD) dengan responden Pegawai Perbankan dan 2) Openned Quesioner – Direct Dialog dengan pengunjung / pembaca buku Gramedia Matraman Jakarta Timur dengan beragam usia dan peminatan bidang bacaan, setidaknya saat mereka membaca buku di Toko Buku Gramedia.

Korelasi antara metode kuantitatif dan kualitatif terlihat liner dan sejajar.

Mau tahu hasilnya...??? Sabar..sabar..

”Selamat Pagi Mba, kenalkan saya Abi dari kompasiana. Boleh kita ngobrol sebentar..?” tanya saya ramah pada seorang pengunjung Gramedia Matraman.

”..ehh...boleh. Mengenai apa, ya...?” tanyanya

”...tentang internet-ria..dan bla bla bla...”

“..oohhh...”

“...Kalo boleh tahu. nama Mba ......?”

“...Saya Lia, pegawai swasta di Jakarta”

“...Lia....hmmm, nama yang bagus...pasti punya jawaban yang bagus..”

“..hahahaha..”

“...Kalau Mba yang ini....?”

“...Saya Rani Mahasiswa Sekolah Tinggi (menyebut nama Kampus Swasta di bilangan Jakarta Timur)...”

“...Mahasiswa dan pegawai...wow..berarti suka ber-internet dong, atau buka situs website gitu...?”

”...pastinya seeh...”

”...nah, klo nge-net,....biasanya artikel / materi apa yang menarik perhatian Mba...?”

“...Bisnis dan kuliner...” Jawab Lia

“...Materi Kuliah...” Jawab Rani

“...hmmm...bisnis & kuliner...hebat dong...pernah dengar Kompasiana...”

“...Belum...”jawab mereka berbarengan

“....??@@##**..”

Lalu, bagaikan seorang marketer, saya menjelaskan profil singkat kompasiana. Mereka mengangguk-anggukan kepalanya dan mendengarkan dengan perhatian yang cukup, sambil sesekali matanya melirik ke jejeran buku yang tertata rapih dalam rak-rak buku.

[caption id="attachment_74221" align="alignright" width="300" caption="Sang Bango...eh..sang peneliti sdg berguru ma Suhu Pray (elha.doc)"]

1290416393742422418
1290416393742422418
[/caption]

Itulah sekilas dialog yang kami lakukan di Toko Buku Gramedia Matraman, pada Tgl. 21 Nopember 2010. Dialog dengan 11 orang pengunjung di tiga lantai yang berbeda, dan berdasarkan kategori jenis kelamin, usia serta kepeminatan pada buku bacaan. Dan pastinya hanya mereka yang suka ber-internet (netter / netizens).

Menakjubkan, dari dialog terbuka tsb diperoleh hasil bahwa 3 dari 11 Netizens (atau = 27.3%) mengenal Kompasiana, dengan 1/3 diantaranya menjadi pembaca kompasiana. Rruar biasanya, yang menjadi pembaca menjadikan Kompasiana sebagai bacaan favorite.

Hasil yang lebih mengejutkan kami terima dari jawaban quesioner yang kami sebarkan ke pegawai BUMN Jasa Keuangan. Sebanyak 36.4% menjawab sering membuka dan membaca artikel – artikel kompasiana. Bila data ini bisa digeneralisir, dengan asumsi pegawai BUMN Jasa Keuangan (Bank dan Pegadaian) sebanyak 80 ribu pegawai, dapat dikatakan 29.120 diantaranya adalah pembaca Kompasiana.

Selain itu mayoritas pembaca menunjukkan ketertarikannya pada situs website yang menyajikan informasi seputar Ekonomi, Politik, Kesehatan Sosial, Hankam, Kuliner, Wisata, dan Travelling serta. Humor. Menurut mereka Kompasiana menyajikan informasi yang uptodate, kritis, tampil beda dan (agak) nyeleneh sehingga menarik minat orang lain untuk membacanya.

Then, hehehe...Kompasiana boleh berbangga hati bila banyaknya netizens yang mengunjungi Kompasiana menandakan Kompasiana mampu menampilkan artikel – artikel menarik dalam beragam tema, tak terkecuali tema-tema tersebut.

Hanya sayangnya, meskipun sudah menjadi pembaca setia Kompasiana (silent reader), tidak lebih dari 25% dari mereka yang berminat menjadi anggota atau membuka akun Kompasiana. Alasan yang dikemukakan adalah jawaban klise khas Kompasianer, yaitu tidak ada waktu atau belum ada ide untuk menulis.

Focus Group Discussion (FGD)

Focus Group Discussion (FGD) adalah salah satu metode penelitian kualitatif yang digunakan untuk mengetahui secara detail keinginan pelanggan. Awalnya FGD banyak digunakan oleh perusahaan – perusahaan besar dalam merespon keinginan pelanggan melalui metode diskusi. Ekplorasi data pasar yang tercipta dalam FGD sangat membantu perusahaan untuk menentukan segmentasi pasar, positioning dan targeting serta kebijakan marketing lainnya. (dikutip dari elha’s FGD Report 2010 pada pengembangan Learning di Bank Mandiri 2010)

Kami melakukan FGD guna melengkapi hasil penelitian via quesioner dan direct dialog. Responden FGD yang berbeda, diharapkan mampu memberikan warna tersendiri dalam penelitian ini. Dan memang terbukti.

Awalnya mereka tidak mengetahui dan belum mengenal Kompasiana, kecuali 3 dari 7 orang responden. Namun setelah diberi kesempatan beberapa menit untuk membuka situs Kompasiana via HP, mereka mulai berbicara sesuai background pendidikannya.

[caption id="attachment_74218" align="alignleft" width="183" caption="Gerry, salah seorang responden FGD (elha.doc)"]

1290415744891812213
1290415744891812213
[/caption]

Responden FGD selain memberikan jawaban linier mengenai Kompasiana, berupa kontent, tampilan / fitur-fitur, juga memberikan masukan yang sangat berharga, setidaknya menurut pandangan kami.

Mereka menilai secara keseluruhan Kompasiana sudah bagus untuk kategori kanal blog. Fitur dan sub kontent sudah jelas dan lengkap. Materi artikel dan informasi yang disajikan selain beragam juga berbobot dan potensial. Hanya menurut, jumlah artikel yang bagus dan berbobot masih lebih sedikit ketimbang artikel yang seadanya dan penuh canda.

”Cuma artikel yang bagus masih sedikit Pak..” jelas Syarif, salah seorang responden

Mereka berharap materi yang penuh canda bisa dikurangi, agar pembaca dapat mencari informasi yang dibutuhkan di Kompasiana.

Selain itu mereka juga memberikan masukan kepada Admin/penglola Kompasiana agar dibuatkan satu role/etique/nettique, sehingga Kompasiana dapat eksis sesuai harapan pegelola, utamanya sejalan dengan mindset Kompas.com.

Masih menurut mereka, jika Kompasiana tidak mengubah ’gaya permainan’ dikhawatirkan akan seperti blog/situs pendahulunya (mereka menyebut satu nama web/situs) yang sekarang sudah menjadi situs Jual-Beli.

Masukan ini mereka lontarkan mengingat ada (untuk tidak menyebut banyak) tanggapan/komentar yang tidak sesuai artikel atau sekedar say hallo, seperti kata ”bagus”, ”oke”, dll tanpa menguraikan alasan dibalik kata ”Bagus” dan ”Oke” tsb. Menurut mereka, akan sangat dinamis jika tanggapan itu berupa pujian, saran, kritikan atau bahkan perdebatan berdasarkan argumen yang jelas.

”Kalau koemntar itu bagus atau oke, harus ada kalimat penjelasan kenapa Okenya...” demikian Revi, salah satu responden, menjelaskan

Masukan lainnya, mereka mengharapkan Kompasiana memberikan fitur socialita yang lebih luas agar bisa menjangkau komunitas lainnya. Karena menurut mereka, Kompasiana adalah komunitas penulis yang ’serius’.

Keunikan

Dari ketiga metode penelitian yang kami lakukan, ada satu persamaan yang menjadi benang merah, yaitu bahwa pembaca Kompasiana didominasi oleh mereka yang berusia antara 30 – 35 th dan sudah menikah. Nah Loch..!!. Artinya dapat dikatakan bahwa Kompasiana (cukup) digemari oleh kaum dewasa. Makanya, kita tak perlu heran bila artikel yang bertema sex, keluarga dan kuliner selalu laris diserbu ’pembeli..hehehehehe.

Punten n mohon maaf, responden FGD (yang kebetulan sudah memiliki akun Kompasiana) juga mengeluhkan sulitnya mengaskses Kompasiana, termasuk ketika komentar mereka hilang. Harapan mereka, setelah periode maintenance, keluhan-keluhan tsb dapat teratasi. Amien.

--> penelitian ini dilakukan scr pribadi, jd klo ada pdpt yg sama ra popo, klo ada yg beda...kok kelewatan y...eh maksute ra popo juga n silakan beri masukan agar kita tambah segar, & kaya argumentasi...namenye jg usaha..hehehehe

(mohon maaf, dialog diatas, tidak sama persis dengan saat kami wawancara dan FGD, namun inti pesannya lebih kurang sama. tks)

Wallahu’alambishowwab

Note : Jika Admin berkenan dengan hasil penelitian tsb, Insya ALLAH kami akan membuatkan laporan detailnya. Tks

tautan dalam fb

Mau tahu wajah asli kompasiana...(hsl penelitian loch)...??? http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/22/wajah-asli-kompasiana-hasil-penelitian-loch/

--elha / KLINIK CINTA—

08180.869.7786

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun