Mohon tunggu...
Lukman Hakim
Lukman Hakim Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Lahir di Dzakarta, n hidup di tengah kaum dhua'afa. Ingin menjadi Inpirite for Dhua'fa Communities. Bercita2 mjd Bpk asuh dari anak2 cerdas yg gak mampu, menyuarakan aspirasi mereka Yuuk kita BERCINTA. cinta kelg, anak2, ortu,.... cinta remaja, n'..hmmmm dlm KLINIK CINTA milik elha

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Maaf Tuhan, Aku Sibuk...

30 September 2010   02:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:51 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Maaf Tuhan, Aku Sibuk...

(Titisan Qorun dan Sa’laba)

Ku terbangun dari mimpi

Mimpi indah, mimpi cita. Mimpi masa depan

KAU bangunkan aku dalam lentera temaram

Hanya ‘tuk sekedar berbasuh muka, berdiri di atas sajadah

Tak kuasa

Ku teruskan indanya mimpi

TUHAN...!!

KAU dengungkan panggilanMu dari seberang jalan

KAU serukan NamaMu dari Kubah bangunan persegi

Aku terbuai...siang itu

Terlepas penat....dikala matahari dalam koordinat

Terbebas kekakuan...tepat Vertikal Mentari menelusuk bumi

Tapi.....tunggu TUHAN

Ku haru memenuhi janjiku

Memenuhi undangan klien

[caption id="attachment_274274" align="alignnone" width="300" caption="Photo ini hanya melukiskan kegiatan alamiah manusia. bukan kesibukan yang melupakan Tuhan (elha.doc)"][/caption]

Hartaku terbebas sengketa

Keluargaku.......keluarga sakinah

Penghasilanku suci dari lisan tak bertulang

Ku cukupkan kewajiban anak isteri sesuai tuntunanMU

Ku bayarkan zakat sesuai perintahMU

Tak cukupkah itu

Tak cukupkah semua yang telah kulakukan untuk si yatim, si fakir, si miskin dan banyak lagi

Wahai ZAT Yang Maha Melihat

Aku bukan Koruptor yang mengangkangi tulang rusuk negara

Aku bukan Pejabat ’Bengal’ yang memainkan wanita demi syahwat hewani seperti KAU saksikan dalam berita hari ini, kemarin, atau mungkin esok

Bukan pula petinggi yang menggeroti tanah negeri demi jasadi anak cucu, cicit dan tujuh turunan, delapan tanjakan, sembilan tikungan

Aku bukanla Pelacur Politik, bukan Petualang Kekuasaan

Keluargaku keluarga Sakinah

Aku mengerti Hukum, mengerti Syariat

Aku berderma, berzakat dan berhaji

Maaf TUHAN

Aku Sibuk

Tak tersisa waktu untuk mendengarkan Dengungan suara dikala Fajar

Tak ada senggang untuk mengalahkan Klien dilaka Pawaka bergulir

Belum tersirat Janji untuk berdiri di atas sajadah

Maaf TUHAN aku Sibuk

Belum sempat menempelkan kening ke bumi dan memujiMU

Maaf TUHAN aku Sibuk....tak ada waktu untuk Sholat

Bahkan genggaman HP masih melekat ketika ku mengendari kendaraanku

« Puisi Cinta berPamrih, untuk Mbakyu tercinta Jean Rachman »

elha – 30/09/2010 -/+07.50

Salam ukhuwah

--elha / KLINIK CINTA—

www.jangankedip.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun