Mohon tunggu...
Lukman Hakim
Lukman Hakim Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Lahir di Dzakarta, n hidup di tengah kaum dhua'afa. Ingin menjadi Inpirite for Dhua'fa Communities. Bercita2 mjd Bpk asuh dari anak2 cerdas yg gak mampu, menyuarakan aspirasi mereka Yuuk kita BERCINTA. cinta kelg, anak2, ortu,.... cinta remaja, n'..hmmmm dlm KLINIK CINTA milik elha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Lebaran bersama Masyarakat Cina Benteng...

18 September 2010   08:31 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:09 1099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hanya dengan mengenakan BH tipis dan berselempang kain, wanita sepuh China Benteng itu melongokan wajahnya keluar….tatapannya sayu, tangannya menggamit bingkisan ketupat yang kami berikan….mulutnya tak henti mengucapkan kata terima kasih….Duuuh, indahnya berlebaran bersama komunitas China Benteng.

[caption id="attachment_261564" align="aligncenter" width="300" caption="serambi-rumah-masy-chinben2 (elha.doc)"][/caption]

---oooOooo---

China Benteng…..ada yang pernah dengar nama itu…??

Masyarakat keturunan etnis Tionghoa yang mendiami kawasan tepi sungai Cisadane itu lebih dikenal dengan sebutan China Benteng (CinBen). Komunitas Cinben memiliki ciri Fisik dan Budaya yang berbeda dengan etnis China pada umumnya. Mereka di-identifikasikan sebagai etnis China yang berkulit gelap, bermata tidak terlalu sipit, tidak bisa berbahasa China dan (maaf) berekonomi pas-pasan. (jauh) berbeda bila dibandingkan dengan etnis China Singkawang – Kalimantan Barat atau Pecinan Glodok misalnya.

Masyarakat China Benteng hidup sebagai petani, pedagang, peternak, nelayan bahkan (lagi-lagi maaf) sebagai pangayuh becak. Sebagian mereka bersuami/isterikan penduduk pribumi, sehingga menyatukan tradisi dan tatanan kehidupan yang tak jauh berbeda dengan masyarakat tangerang asli, tak terkecuali dalam berkesenian seperti cokek dan gambang kromong.

Awal tahun 1990an, kami berkesempatan berlebaran atau lebih tepatnya bertakbiran bersama masyarakat ChinBen. Sedih hati ini bila mengingatnya kembali. Haru yang tak kuasa dibendung bila kami bernostalgia ke masa dimana kami, para remaja masjid melakukan aktifitas sosial dengan komunitas yang sangat jarang disentuh oleh tangan penguasa, pengusaha, LSM atau para aktifis lainnya.

Sebagai koordinator lapangan kala itu, aku mengajak beberapa aktifis untuk melakukan survey, berdialog dengan ketua RT setempat serta melihat kondisi masyarakat ChinBen secara langsung. Keseharian mereka tak jauh berbeda dengan masyarakat asli tangerang lainnya. Hanya peliharaan anjing, babi ataupun perlengkapan ibadah yang menandakan bahwa mereka adalah ChinBen.

Setelah mendapatkan data lengkap kehidupan Muslim ChinBen, tradisi Ramadhan dan Idul Fitri serta beberapa hal yang dibutuhkan mereka, kami segera berkoordinasi dengan hampir seluruh remaja masjid/mushola di kawasan Perumnas I/II Tangerang. Mengumpulkan satu persatu pakaian layak pakai dan merapihkannya sehingga terlihat seperti baru, mencari donatur dan membuat tromol infak serta menyiapkan ketupat lebaran berikut lauk-pauknya.

[caption id="attachment_261565" align="alignright" width="300" caption="jipang_makanan-khas-tangerang1 (elha.doc)"][/caption]

Alhamdulillah, masyarakat Tangerang banyak yang bersimpati dengan aksi sosial kami. Sekian tumpuk kardus pakaian layak pakai berhasil kami kumpulkan, dana santunan yang cukup besar kala itu dan ketupat lebaran yang cukup untuk kaum Muslim ChinBen. Tak terkecuali pinjaman beberapa kendaraan minibus untuk mengangkut aktifis dan barang-barang bawaan.

Tepat malam takbir konvoi kendaraan kami beriringan menuju lokasi. Gema takbir berkumandang seolah menyertai perjalanan indah menjalin silaturahim dengan ’saudara kami’. Dengan diantar penduduk setempat kami menyambangi Muslim ChinBen, terutama para Orang Tua, Janda Tua, Dhuafa dan Anak Yatim.

Isak tangis mewarnai kegiatan kami. Para penduduk ChinBen, khususnya kaum Muslim tak menyangka bila mereka masih memiliki saudara yang peduli dengan mereka. Saudara yang memperhatikan dan tetap menjalin silaturahim serta memberikan nuansa berbeda di malam takbir.

”...Terima kasih Nak...” demikian ucap seorang Nenek.

Air matanya menetes perlahan mengaliri guratan kulit diwajahnya. Tangannya menggamit erat ketupat lebaran yang kami berikan. Ia tidak memperdulikan keadaan tubuhnya yang hanya mengenakan BH tipis berkantung ala orang tua dan berkemben kain batik. Ingin rasanya kami memeluk Nenek tua itu penuh cinta. Namun keinginan itu pupus oleh gemuruh keharuan hati kami.

Beberapa pasang mata memperhatikan peristiwa tersebut. Mereka ikut larut dalam keharuan. Mereka turut merasakan bagaimana membuncahnya perasan kami yang dipertemukan dengan saudara seiman yang selama ini terlupakan. Yaa, masyarakat ChinBen adalah penduduk lokal Tangerang yang berasal dari China Hokkian sekitar 300an tahun yang lalu. Mereka beranak pinak tinggal di kawasan Cisadane, Pasar Lama dan Pasar baru. Mereka memeluk agama asal, ada yang beragama Islam dan lainnya.

[caption id="attachment_261567" align="alignright" width="300" caption="rumah-asli-tangerang1 (elha.doc)"][/caption]

Keharuan kembali melesak dalam dada ketika kami memberikan santunan dan pakaian layak pakai untuk berhari Raya Idul Fithri. Tidak ada kata yang terucap hanya tatapan mata kosong yang teraliri air mata. Hanya kebisuan dan gerak bibir tanpa kata. Kami menghela nafas panjang. Huuuihhhh.

Malam hampir larut. Kumandang takbir masih bergema mengiringi pergantian menit demi menit di malam Idul Fithri. Rasanya ingin kami mengakhiri malam bersama dengan masyarakat Muslim ChinBen, namun masih ada tugas lain yang menanti dan mengharuskan kami kembali Masjid Raya Ar-Royyan, Base Camp kegiatan kami di malam itu takbir tersebut.

Allahu Akbar...Allahu Akbar..Allahu Akbar

Laailaha illallah Huwalllahu Akbar...Allahu Akbar Walillahi hilhamdu

Senyum manies menghiasi wajah kami. Idul Fithri yang penuh kesan. Idul Fithri yang penuh Nostalgia.

taqoballahu Minna Wa Minkum. Kullu Aam wa-antun bilkhoir. Mhn maaf atas segala salah dan khilaf ya

Note : Tulisan ini saya dedikasikan untuk komunitas ChinBen, khususnya kaum Muslimnya, aktifis Remaja Masjid Tangerang era 90an dan Eddy Sulaiman sesepuh Muslim ChinBen.

Salam ukhuwah

elha/KLINIK CINTA

081808.869.7786

www.jangankedip.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun