selamat! Megawati terpilih kembali sebagai ketua umum PDIP. ini bukan prestasi tapi menjadi bumerang bagi PDIP itu sendiri. sudah saatnya Megawati mundur dari pimpinan partai. mengapa? berikut alasannya:
1. jangka waktu kepemimpinan Megawati sudah lama. memang jangka waktu tidak menjamin kepemimpinan setiap orang, namun kaderisasi sangat penting dalam setiap kepemimpinan. di PDIP sendiri sebenarnya sudah terdapat kader-kader yang bisa dijagokan sebagai ketua umum seperti Pramono Anung, Ganjar Pranowo, atau Taufik Kiemas sendiri. pergantian pemimpin menunjukkan berjalannya mesin dari suatu partai politik. kalau pemimpin dipegang Megawati terus, ketika Megawati mendadak tidak bisa memimpin partai lagi, maka partai akan macet.
2. kesan partai yang semakin memburuk. PDIP selama ini dikenal sebagai partai wong cilik dan partai Soekarno. sebagai partai wong cilik, PDIP belum bisa memberikan alternatif kebijakan untuk membantu wong cilik. selama kepemerintahan Megawati sebagai presiden, banyak wong cilik yang kecewa karena Megawati tidak mampu membantu nasib wong cilik. kalau megawati masih menjadi pimpinan partai, maka PDIP hanya akan mengandalkan suara dari pendukung fanatiknya saja (tetap mendukung tanpa melihat apapun kebijakan partai), sedang simpatisannya semakin turun. pendukung fanatik PDIP melihat PDIP hanya dari Soekarno dan Megawati saja, kalau megawati tetap bertahan sebagai ketua umum PDIP karena belum ada dari dinastinya yg dapat dijadikan sebagai pimpinan partai, maka akan semakin mengurangi suara simpatisan partai karena pemimpin seolah memaksakan ke-dinasti-annya dan otoriter.
3. kinerja kepemimpinan Megawati menurun. menurunnya suara PDIP dalam dua Pemilu terakhir seharusnya menampar Megawati sebagai ketua umumnya. apalagi kekalahan kedua kalinya dalam Pemilu presiden. ketidakberhasilan megawati ini menjadi evaluasi bagi megawati untuk memberikan kesempatan bagi kader baru dengan ide baru untuk menaikkan popularitas dan suara partai pada pemilu berikutnya. ketidakberhasilan megawati dalam memimpin PDIP juga terlihat dari banyaknya orang dan fungsionaris PDIP yang terlibat korupsi. secara moral, dari kasus korupsi dan kekalahan pemilu, megawati semestinya tidak mencalonkan lagi menjadu ketua umum PDIP.
pidato megawati pada kongres III PDIP sendiri sangat terkesan nostalgia dan utopis, mirip dengan pidato2 Pak Harto dulu apalagi dengan cara bicara yang sangat kurang melihatkan sebagai seorang pemimpin politik.
saya kira, selain pendukung fanatik orang-orang sependapat dengan saya apabila ketua umum PDIP bukan megawati karena perolehan suara partai yang semakin turun dan kualitas kepemimpinan megawati yang rendah. ini masukan saja buat para kader PDIP. selamat atas terselenggaranya kongres III PDIP. salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H